Ibu lahir di tahun 60-an, kala
itu, teknologi canggih dan modern hanyalah televisi hitam putih, kalopun ingin
menonton harus berdesakkan bersama penonton lain di kecamatan. Saat mulai
mengenal keyboard, ibu menggunakan sebelas jari untuk mengetik,
maksudnya dengan telunjuk tangan kanan dan telunjuk tangan kiri (walopun yang
nulis blog juga begitu).
Perkembangan teknologi tidak mempersurut keinginan wanita
usia 50 tahunan ini untuk turut berpartisipasi, ia punya handphone yang selalu
lebih canggih dari punya saya, hadiah dari kakak-kakak saya. Apadaya, teknologi
tidak berada di tangan orang yang tepat, untungnya sekarang tidak hanya untuk
telepon, sms, dan foto, tapi juga bisa whatsapp.
Dan kakak baru saja membuat
sebuah grup keluarga, setelah sebelumnya ada grup anak (tidak dimasukkan ke
dalam grup anak, dikhawatirkan tidak mengerti arah pembicaraan, karena itu
dibuatlah grup baru). Dimulai saat, ibu selalu menghubungi satu-satu anaknya
untuk mengabarkan keberadaan atau sedang apa dirinya, lalu kakak membuat grup
dan “mama kalo mau ngasih kabar ke semua disini aja”, mama bingung ini apa dan
bagaimana cara kerjanya, hingga bisa menelaah sendiri lalu “Ooo, jadi kalo
disini mama sekali ngetik bisa ke semua ya..”
Ya begitu.
Lain lagi yang ini, ibu
tidak tahu cara menggunakan facebook, walopun sudah pernah dibuatkan. Tapi ibu
punya e-mail dan tahu cara menggunakannya. E-mail pertama yang saya dapat dari
ibu adalah sebuah pertanyaan yang tidak harus dikirim via e-mail, dikirim dua tahun yang lalu, dan pesannya di taruh di 'Subject'.
At least, walopun udah setengah abad, doi masih giat buat belajar teknologi ;)
Read more →