Monday, October 28, 2013

Hormon Testoteron

,
Katanya kemaren hari blogger nasional ya? Kalo begitu happy belated birthday all bloggers! Let’s celebrate with writing! Sulit untuk menceritakan bagaimana awal mula saya mulai menulis di dunia persilatan ini, bukan sulit, hanya saja tidak mau mengungkit haha. Justru dari awal mula itu, saya jadi gemar menceritakan hal-hal yang yaahh.. sebenarnya kalau tidak diceritakan ya tidak apa-apa.

Menulis di sini, seperti meluapkan ekspresi, saya hanya merasa saya menulis karena saya ingin menulis. Jadi tulisan ini saya tulis sendiri, saya post sendiri, saya baca sendiri. Dan suka geli buat baca tulisan sendiri di blog ini, karena gaya bahasanya masih belepotan.

Tidak terlalu banyak orang yang berkomentar, tapi ada saja yang merequest saya untuk menulis dengan seperti ini dan itu, atau tulisan saya terlalu ini dan itu. Lagi-lagi, saya menulis karena saya ingin menulis apa yang saya tulis. Mestinya ga boleh gitu ya, mungkin aja suatu hari ini nanti saya jadi penulis professional semacam Trinity Traveler, Ardi Wilda, Soleh Solihun, atau Raditya Dika, di-aamiin-kan saja.

Tapi ada satu teman, entah teman apa ini, seperti teman pena (dan kita bertemu di dunia per-pena-an), tapi sebenarnya tidak. Karena intensitas pertemuan kami lebih banyak di dunia maya daripada dunia nyata. Kalo ketemu di dunia nyata jadi kalem, tapi kalo di dunia maya jadi brutal. Kalau begitu, mari kita sebut ‘teman pena’.

Teman pena saya ini hobi sekali menggombal, mungkin akibat kejombloan akut yang dialaminya. Dan saya merasa dia adalah satu-satunya yang benar-benar mengikuti blog saya ini, membaca satu-satu, lalu menggombalinya satu persatu. Cmiiw kalo kamu baca. Kehadiran beliau sebagai teman pena cukup membantu, seringkali memotivasi saya untuk terus menulis disini, dan menerima segala tulisan saya tanpa kritik. Karena memang dia hanya bisa menggombal.

Suatu ketika kami melakukan sparing menulis dengan durasi dan minimal kata, ah seru sekali, pertama kalinya saya melakukan itu. Menulis di blog jadi seperti candu, bikin ketagihan. Teman pena saya pun berkata begitu, ketika ia memulai gombalannya.

“Aku lebih suka tulisanmu.”

Bagimana bisa?

“Pertama aku membaca, kemudian aku menganalisa. Setelah itu rangsangan dikirim ke otak memicu hormon dopamine, sereton dan testoteron.”

FYI, Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil  utama testosteron adalah testis pada jantan dan indung telur (ovari) pada betina, Hormon ini merupakan hormon seks jantan utama dan merupakan steroid anabolik. Baik pada jantan maupun betina, testoren memegang peranan penting bagi kesehatan. Fungsinya antara lain adalah meningkatkan libido, energi, fungsi imun, dan perlindungan ada terhadap osteoporosis. Wikipedia.

Apa? Rangsangan? Testoteron? Kamu pikir aku nulis bokep? Kenapa sampe testoteron? Haha :D

“Tulisanmu emang gak jauh beda sama bokep sin.. hahaha..”


Thanks anyway, berkat si teman pena ini saya mulai berfikir untuk menulis cerita dewasa. 
Read more →

Saturday, October 26, 2013

I WISH

,
Saya sedang tugas akhir, dan itu malas sekali. Tapi pagi itu, saya sampaikan pada ibu sedang apa saya di tugas akhir ini, tema apa yang saya ambil. Betapa kagetnya beliau karena tahu bahwa ayah pernah belajar dan mengajar tentang itu. Ibu menutup telepon lalu tak lama menelepon lagi, ia katakan bahwa ia menemukan beberapa catatan terkait tema yang saya ambil di lemari buku ayah yang tak pernah dibongkar. Ibu senang sekali. Saya bisa merasakannya. Getaran itu.

Berkebalikan dengan ibu saat itu, saya hanya diam menundukkan kepala. Hari itu saya terus mengulang-ulang kata “seandainya.. seandainya.. seandainya..” Oh Tuhan, aku pusing sekali memikirkan kata itu. Mungkin tidak akan sampai seperti kehilangan arah seperti ini. Mungkin akan jauh lebih mudah saat itu di waktu yang sekarang ini.

Entah siapa yang memulai, katanya “Motovasi datang dari diri sendiri”, tapi saya benar-benar rindu sosok itu ada untuk menampar diri saya yang lack of motivation ini.

I really wish you were here.

Sambil menulis, tetiba ada pesan masuk “do it as a gift buat mama”

Ayo, jaga semangat dan usir malas! Dan baca doa anti malas :)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam berdoa:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ، وَالعَجْزِ وَالكَسَلِ، وَالجُبْنِ وَالبُخْلِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, tindihan hutang dan penindasan orang.” (HR. Bukhari no. 6369)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam berdoa:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ وَالكَسَلِ، وَالجُبْنِ وَالهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan usia pikun, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan (tertipu oleh keindahan dunia) dan fitnah kematian (mati dengan cara yang buruk, suul khatimah) dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur.” (HR. Bukhari no. 2823 dan Muslim no. 2706)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam biasa membaca doa perlindungan dengan membaca:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ البُخْلِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari kepengecutan, aku berlindung kepada-Mu dari usia pikun dan aku berlindung kepada-Mu dari kekikiran.” (HR. Bukhari no. 6371)

Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam berdoa:
«اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْبُخْلِ، وَالْهَرَمِ، وَعَذَابِ الْقَبْرِ، اللهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, usia pikun dan azab kubur.
Ya Allah, berilah jiwaku ketakwaan, sucikanlah jiwaku karena Engkau adalah sebaik-baik yang mensucikan jiwa. Engkaulah Yang mengurus dan mendidik jiwa.

Ya Allah berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, hawa nafsu yang tak pernah puas dan doa yang tidak dikabulkan.”(HR. Muslim no. 2722 dan Ahmad no. 19308)
Read more →

Monday, October 21, 2013

Konsep Bahagia

,
Tadi siang, saat makan siang, saya dan otim menghabiskan waktu siang bersama untuk melahap makan siang. Di tempat itu, semilir angin panas berhembus menerpa wajah kami berdua. Kami membicarakan banyak hal, kami membicarakan cita-cita kami, sampai “Aku mau membahagiakan ibu” Ujar Otim.

Saya menimpali dengan cukup serius “Bahagia seperti apa? Nanti kamu kerja, kamu sibuk, justru waktu dengan ibumu akan semakin berkurang? Bahagiakah ibumu?”

Otim berpikir sejenak lalu mengatakan “Bahagia berarti tidak ada kekhawatiran yang ditunjukkan oleh raut wajah ibu”

Boleh saya katakan kalau setiap orang punya konsep bahagianya masing-masing. Teman SMA saya, saat ujian akhir menjelang ia berusaha belajar keras mencoba memanfaatkan setiap waktu senggang untuk latihan soal, sampai ketika sang ibu meminta sesuatu anak ini tidak dapat memenuhi permintaan ibunya, dan ibunya mulai menggertak “Umi gak butuh anak pinter, umi mau anak umi nurut sama umi”. Konsep bahagia ibunya adalah sang anak menuruti ibunya.

Ibu saya sendiri merasa bahagia jika nilai-nilai saya menjulang, seperti ada rasa kepuasan di dalam hati yang membuncah. Saya ingat ketika di semester tiga saya mengalami keterpurukan, Indeks Prestasi tidak mencapai tiga, mendekati angka satu malah. Saat itu, saya langsung menghubungi ibu dengan nada memelas dan berharap dikasihani. Malang nian, ibu berkata “Kok bisa? Kan sudah difasilitasi segala macem..” Ah, hati mana tidak teriris, baru hitungan minggu saya mendapat kiriman laptop, setelah sebelumnya bergulat dengan komputer tua yang sering mendadak mati. Alhamdulillah, dari tiga mata kuliah berhurufkan D, saya berhasil memperbaiki dua diantaranya, satu karna nasib tugas saya yang hilang berhasil ditemukan, dan satu lagi karna saya berhasil menggugat karna salah input nilai. Ibu sedikit menyunggingkan senyumnya, IP saya menjadi nyaris tiga.

Ibnu lain lagi, konsep bahagia ibu dan keluarganya bukan pada nilai-nilai yang ada di dunia perkuliahan. Ibnu juga pernah mengalami masa-masa terpuruknya saat IP nya mendapat predikat nasakom (semoga tidak ada yang mengenalmu, nu), Ibnu sampai bersujud dihadapan sang ibu “Maafin aa, IP aa cuma segini, Ma.” Ibunya malah berkata “Gapapa, yang penting aa sehat.” Baru-baru ini Ibnu malah disuruh cepet nikah, sang ibu ingin segera menimang bayi katanya. Konsep bahagia ibunya Ibnu adalah Ibnu segera menikah dan punya anak.

Saya ingin membuat konsep bahagia saya sendiri, saya ingin membuat saya mengerjakan apa yang saya suka sehingga membuat orang-orang disekitar saya bergerumul merasakan yang saya kebahagiaan yang saya rasakan.


Seperti membuat tulisan di blog ini.
Read more →

Sunday, October 6, 2013

Mama Minta Duit

,
Hari ibu belum dekat, ulang tahun ibu pun begitu. Tapi saat ini saya memikirkan nama itu. Kenapa baru satu kalimat sudah mellow begini?

Saya pernah membuat ibu menangis. Tidak ingat berapa kali. Tapi cerita yang paling saya ingat adalah cerita sekitar empat tahunan yang lalu ketika saya masih di Jatinangor. Saat itu, pertama kalinya saya berada jauh dari ibu, dan saya anti ngutang.

Seperti biasanya, hari-hari saya dibantu oleh keuangan bulanan yang harus saya kelola sendiri tanpa bantuan siapapun, kecuali bantuan ibu yang selalu menyalurkannya setiap bulan. Masalah pun terjadi karena saat itu saya tidak bisa memanage uang dengan baik, alhasil saya tidak bisa menabung, uang bulanan selalu ‘pas’ habis di akhir bulan.

Masalah datang saat ibu telat sehari mengirimkan uang bulanan, saya uring-uringan di kamar, lebih tepatnya saya kehausan. Di kos tidak ada orang, saya bingung mau minta minum ke mana, saya haus. Saya sudah mengingatkan ibu untuk mengirimi hari itu, saya pikir dengan segera ibu akan mengirimkan. Siang harinya, segera saya pergi ke ATM yang berada di dalam mall yang letaknya sekitar 30 meter dari kos, dengan harapan setelah dikirimi uang, saya bisa langsung sekalian membeli minum.

Berkali-kali saya berkeliling mall lalu mengecek ATM, berkeliling lagi lalu mengecek ATM lagi, begitu seterusnya. Tapi kiriman tak kunjung datang, saya memutuskan berkeliling sekali lagi dan mengecek ATM sekali lagi, tetap saja sisa saldo tidak bisa diambil. Saya semakin kehausan, dehidrasi, saya tidak kuat, saya lemas. Akhirnya saya putuskan untuk menelpon ibu.

“Ma, udah dikirim?”
“Belum, nak. Mama lagi riweuh, nanti ya.”
“Ma, aku haus.. Dari tadi pagi belum minum..”
 “Ya ampun, kenapa ga minta temen dulu?
“Ga ada orang di kos..”
Sektika ibu menangis “Kenapa ga bilang? Mama kirim sekarang ya. Tunggu, mama lari ke ATM.”
“Makasi ma, (maaf).”


Semenjak saat itu, setiap saya haus dan lapar, saya tidak segan untuk ngutang dulu.
Read more →

Thursday, October 3, 2013

ALAY

,
ALAY adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di Indonesia. "Alay" merupakan singkatan dari "anak layangan" atau "anak lebay". Istilah ini merupakan stereotip yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan. Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan (lebay) dan selalu berusaha menarik perhatian. Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup.  Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, atau menyingkat secara berlebihan. Dalam gaya bicara, mereka berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan.

Akhir-akhir ini saya sering dibilang “alay” oleh seorang adik kecil dan jika benar definisi alay Wikipedia adalah seperti itu, maka saya termasuk didalamnya, dulu, mungkin sekarang masih.

Saya bukan termasuk anak yang aktif di jurusan, dan saya yakin banyak dosen yang tidak tahu saya, atau mungkin cuma tau wajah saja, atau mungkin tidak tahu sama sekali. Ah saya jadi ingat masa lalu, ketika kakak pertama saya yang pernah berada satu kampus dengan saya datang berkunjung ke kampus, dan dilihatnya tidak ada dosen yang ia kenal, seketika ia menghubungi salah satu dosen yang dianggapnya dekat. Berikut percakapannya, dengan revisi.
Kakak: “Bos, saya lagi di kampus. Adik saya kuliah disini juga”
Dosen: “Saya lagi sakit mata, ga bisa ke kampus. Oh, adik kamu yang sepatunya jelek itu ya?”

What the?! Saya ingat waktu itu saya sedang ujian semester, saya duduk, lalu dosen itu datang menghampiri dan berkata “Sepatumu jelek amat, ngambil dimana?” Saya berahasil untuk tidak berontak. Takut dilempar sepatu.

Style saya saat itu: kemeja, jeans, dan sepatu converse. Cukup oke, kan?
Saya sungguh menghayati kenikmatan bersepatu seperti itu, semakin lama sepatu dipakai, semakin nyaman pula saya menikmatinya. Ibu pun jauh sebelumnya pernah mengeluhkan sepatu converse saya yang sudah dijahit berkali-kali, malu katanya. Saya cuek aja.

Lain waktu, saat saya rasa ke-alay-an saya sudah berkurang - sepatu sudah lebih baik, dan style berpakaian sudah lebih keibuan -  saya mencoba peruntuan lain, ketika itu ada seleksi workhop internasional di luar negeri yang cukup bergengsi di kalangan teknik. Ada empat tahap, dua tahap pertama saya merasa biasa aja. Loncat ke tahap empat, saat itu sudah siang hari terik, tapi dosen penguji tersenyum sumringah karena saya dinyatakan berhasil membuat joke yang entah saya lupa “Dari tadi ga ada peserta yang kaya kamu” katanya. Saya pun ikut senang.

Mundur ke tahap tiga, dosen yang menyeleksi adalah dosen saya sendiri, karena saya termasuk mahasiswa yang sangat biasa, saya yakin dosen ini tidak mengenal saya, tapi keadaan berkata lain setelah saya mengenalkan nama…

Dosen saya bilang “Ooh, kamu yang sintamooo sintamooo itu ya?”
Apa mungkin dosen ini membaca blog saya yang dulu ada tagline “Sintamooo Berguling, never ending guling-guling”?
“Bukan pak! Saya sinta irawati” tegas saya.
Dosen menanggapi “iya, kamu sintamoo itu kan? Kamu pernah ngirim email ke saya pake saphiemooo!”
Saya shock!  [aakk tidaaak!!] “Ah bapak, itu kan dulu email saya masih alay. Sekarang udah enggak kok, Pak” sembari menaikkan alis.
Lalu dosen menjawab lagi “iya, email kamu udah gak alay. Tapi kamu nya yang alay.”


Baiklah, saya tidak lolos seleksinya.
Read more →

"Ibu, aku sudah dewasa"

,
Gusi bagian belakang saya sakit: cenat-cenut-cenat-cenut. Seketika saya ingat pengalaman teman-teman yang sudah mulai tumbuh gigi dewasanya, nyeri katanya. Dan saya pun senang bukan main saat saya tahu kalau akhirnya gigi terakhir saya akan tumbuh. Tak sabar saya ingin mengabari ibu kalau saya sudah dewasa karena tumbuhnya gigi.

Saya nikmati setiap detik cenat-cenutnya dengan lidah saya. Sampai beberapa jam kemudian saya sadar, saya buka lebar-lebar mulut ini, saya lihat bagian dalam mulut saya dengan cermin, saya amati baik-baik. Ah, ternyata sariawan.

Ibu, aku tidak jadi dewasa..
Read more →

Tuesday, October 1, 2013

Teknik Industri Undip Zeronine

,

Here, in this lovely blog, zeronine
Read more →