Pertemuan dengan salah satu teman baru saya dari Jepang membuahkan suatu pemikiran baru, betapa mirisnya saya melihat keadaan di sekitar saya, beliau sendiri yang berkomentar kalau Tembalang sangat “crowded”, penuh dengan motor, ya karena sebenarnya di Jepang sendiri tidak ada motor. Tentu saja kaget, motor-motor di Indonesia semuanya merek Jepang, tapi di negara tempat moto-motor tersebut di produksi tidak ada motor. Ada apa di balik bermunculannya motor-motor Jepang di Indonesia?
Setelah saya telusuri, bertukar pikiran dengan teman, saya dapat menuliskan ada apa dengan motor-motor di Jepang. Pertama, karena orang Jepang seperti yang kita tahu kalo mereka memiliki SDM yang cerdas, mereka sudah memiliki pemikiran sejak lama kalau kendaraan bermotor yang berbahan bakar dari alam ini akan menghancurkan negaranya sendiri kalau dibiarkan berlarut-larut. Keadaan yang jauh berbeda bisa dilihat ketika jam-jam pulang kantor, di Indonesia pastinya disesaki motor dan mobil dengan klakson dimana-mana, sedangkan di Jepang penuh sesak dengan kerumunan orang-orang berjalan kaki. Kedua, sistem perekonomian Jepang merupakan salah satu yang terbaik di dunia, mereka mengembangkan sistem ekspor, jelas sudah bahwa perusahaan-perusahaan raksasa di sana, memliki pemikiran yang terkait dengan alasan pertama, mereka lebih memilih untuk menjual hasil teknologinya di negara-negara berkembang dibandingkan di negaranya sendiri. Ketiga, karena belum adanya kebijakan pemerintah Indonesia dalam pembatasan kendaraan bermotor, pembangunan infrastruktur dibangun demi kelancancaran berkendara, tapi sesungguhnya inilah yang membuat kendaraan bermotor semakin banyak.
Pengembangan SDM dalam negeri sangat dibutuhkan dalam kondisi ini, supaya anak bangsa dapat membuat hasil karya mereka sendiri yang kemudian akan diberikan ke dalam negeri. Tentunya hal ini akan membuat kecintaan produk dalam negeri bertambah. Jangan kalah dengan negara tetangga yang sudah berani menjual mobil ‘proton’ nya ke negeri ini. Maju terus bangsa Indonesia :D