Friday, December 20, 2013

Bukan KKN Biasa (Edisi Mandi)

,
KKN kan identik sekali dengan hidup di desa dengan fasilitas terbatas, tapi yang saya lihat, justru banyak teman-teman saya mendapat kenikmatan kota saat melakukan aktifitas wajib 3 SKS dengan nilai yang pasti (hampir) A semua itu. Saya termasuk yang tinggal di desa. Bangga.

Keadaan desa tempat kami tinggal sebenarnya cukup baik, nyaman, sejuk, indah, aman, dan tentram. Kami (wanita) tidur dikamar yang pas diisi 5 orang beserta kopernya diatas karpet, tidak bisa saat tidur melakukan aksi salto atau jujumpalitan. Untungnya kami slim semua. Hanya saja, sebagai pihak wanita, kami terganggu dengan keadaan kamar mandinya.

Ini wujudnya..
Desain Kamar Mandi

Kamar mandi ini bergabung dengan tempat cuci-mencuci, kakus (apa itu bahasanya, tempat untuk menampung pup), dua bak besar (satu dekat kakus dan satu lagi lazim untuk cuci mencuci: bak ini juga mantan kandang sapi) serta memiliki dua pintu utama tanpa kunci. Di depan kakus terdapat kamar nenek yang tidak pernah keluar kamar, sebulan disana, kami tidak pernah melihat wajah nenek, hanya sering mendengar suaranya saja. Dinding kamar nenek yang berhadapan langsung dengan kakus ini hanyalah sebuah anyaman kayu, mungkin nenek bisa mengintip kalau ia mau. Di tambah lampu berwarna kuning remang sekali.

Hal mistis saat pertama kali kedatangan kami adalah mendengar suara nenek yang ada di dalam kamar, kami sedang jongkok, melakukan atraksi di atas jamban di pagi atau malam hari, lalu mendengar nenek bergumam atau mengatakan “Nanti disiram ya, nduk”. Bagaimana perasaan kalian mendengar itu, padahal sebelumnya kalian tidak tahu disana ada orang.

Mandi dilakukan setiap dua hari satu kali beramai-ramai, lengkap dengan baju dan celana. Alasan beramai-ramai agar kita bisa saling menjaga satu sama lain dari oknum yang tidak diinginkan. Sedangkan menggunakan baju dan celana lengkap saat mandi adalah demi menjaga keamanan penglihatan oknum (lagi).

Pernah suatu kali teman lelaki saya melihat salah seorang anggota keluarga tempat kami tinggal saat sedang mandi, tidak disengaja memang, maka dari itu diperlukan kewaspadaan tingkat tinggi saat berada di kamar mandi.

Lain lagi ceritanya saat salah satu dari kami sedang melakukan kegiatan harian untuk menguras isi perut. Sang kakek dengan asyiknya masuk lewat pintu samping, wajar saat itu ia berteriak dengan lantangnya “Bappaaaak!!” Si kakek dengan santainya tersenyum lalu jongkok, kemudian pipis. Dilanjutkan dengan mengambil air wudhu, lalu permisi keluar. Ya Tuhan..

Maka dari itu, gossip dosen pendamping tidak akan datang adalah hal yang menyenangkan, perjanjian dilakukan sedemikian rupa agar kami bisa pulang dan melakukan mandi besar-besaran saat pulang.

Kamar mandi ga bisa dijadikan alasan buat ga KKN lagi, ayo KKN lagi!

0 comments to “Bukan KKN Biasa (Edisi Mandi)”