KKN kan identik sekali
dengan hidup di desa dengan fasilitas terbatas, tapi yang saya lihat, justru
banyak teman-teman saya mendapat kenikmatan kota saat melakukan aktifitas wajib
3 SKS dengan nilai yang pasti (hampir) A semua itu. Saya termasuk yang tinggal
di desa. Bangga.
Keadaan desa tempat kami
tinggal sebenarnya cukup baik, nyaman, sejuk, indah, aman, dan tentram. Kami (wanita)
tidur dikamar yang pas diisi 5 orang beserta kopernya diatas karpet, tidak bisa
saat tidur melakukan aksi salto atau jujumpalitan. Untungnya kami slim semua. Hanya saja, sebagai pihak
wanita, kami terganggu dengan keadaan kamar mandinya.
Ini wujudnya..
Desain Kamar Mandi |
Kamar mandi ini bergabung
dengan tempat cuci-mencuci, kakus (apa itu bahasanya, tempat untuk menampung pup),
dua bak besar (satu dekat kakus dan satu lagi lazim untuk cuci mencuci: bak ini
juga mantan kandang sapi) serta memiliki dua pintu utama tanpa kunci. Di depan
kakus terdapat kamar nenek yang tidak pernah keluar kamar, sebulan disana, kami
tidak pernah melihat wajah nenek, hanya sering mendengar suaranya saja. Dinding
kamar nenek yang berhadapan langsung dengan kakus ini hanyalah sebuah anyaman
kayu, mungkin nenek bisa mengintip kalau ia mau. Di tambah lampu berwarna
kuning remang sekali.
Hal mistis saat pertama kali
kedatangan kami adalah mendengar suara nenek yang ada di dalam kamar, kami
sedang jongkok, melakukan atraksi di atas jamban di pagi atau malam hari, lalu
mendengar nenek bergumam atau mengatakan “Nanti disiram ya, nduk”. Bagaimana
perasaan kalian mendengar itu, padahal sebelumnya kalian tidak tahu disana ada
orang.
Mandi dilakukan setiap dua
hari satu kali beramai-ramai, lengkap dengan baju dan celana. Alasan
beramai-ramai agar kita bisa saling menjaga satu sama lain dari oknum yang
tidak diinginkan. Sedangkan menggunakan baju dan celana lengkap saat mandi
adalah demi menjaga keamanan penglihatan oknum (lagi).
Pernah suatu kali teman
lelaki saya melihat salah seorang anggota keluarga tempat kami tinggal saat
sedang mandi, tidak disengaja memang, maka dari itu diperlukan kewaspadaan
tingkat tinggi saat berada di kamar mandi.
Lain lagi ceritanya saat
salah satu dari kami sedang melakukan kegiatan harian untuk menguras isi perut.
Sang kakek dengan asyiknya masuk lewat pintu samping, wajar saat itu ia
berteriak dengan lantangnya “Bappaaaak!!” Si kakek dengan santainya tersenyum
lalu jongkok, kemudian pipis. Dilanjutkan dengan mengambil air wudhu, lalu
permisi keluar. Ya Tuhan..
Maka dari itu, gossip dosen
pendamping tidak akan datang adalah hal yang menyenangkan, perjanjian dilakukan
sedemikian rupa agar kami bisa pulang dan melakukan mandi besar-besaran saat
pulang.
Kamar mandi ga bisa
dijadikan alasan buat ga KKN lagi, ayo KKN lagi!