Pencitraan
pen.cit.ra.an
(1) Sebuah usaha untuk menonjolkan citra terbaik di mata publik; (2) Usaha pembuktian keeksisan; (3) Menunjukkan apa yang dirasakan secara sangat berlebihan hingga tidak sesuai lagi.Fakta
1. Pencitraan awalnya adalah istilah yang digunakan bagi para politisi yang tiba-tiba jadi banyak berbuat amal menjelang pemilu. Hal ini digunakan untuk memperbaiki citra mereka di mata publik.2. Pencitraan mulai bergeser makna ketika social media seperti Facebook, Twitter, dan Foursquare mulai merajalela di Indonesia. Untuk pertama kalinya, user bisa memamerkan apa yang mereka rasakan/sedang makan/sedang lihat/sedang dipikirkan kepada banyak orang sekaligus.3. Pencitraan model baru ini semakin merajalela dengan semakin merajalelanya ponsel-ponsel yang bisa internetan di Indonesia. Ponsel-ponsel ini memungkinkan semua orang untuk update status dimanapun kapanpun tanpa perlu menunggu pulang ke rumah atau pergi ke warnet.4. Hal-hal yang paling banyak digunakan untuk pencitraan: Makanan, event, konser band, tempat, dan kegalauan.
Saya teringat ketika
beberapa waktu lalu melakukan kunjungan ke Bandung untuk sekedar mendatangi
undangan pernikahan seorang teman. Salah satu dari kami ingin meng-update
status ke media sosial beserta lokasi saat itu kami berada. Yang pasti biar ada
tulisan “in Bandung” begituh. Ternyata oh ternyata, sang telepon pintar tidak
cukup pintar untuk meng-update keberadaannya. Saat ter-publish, lokasi disana
malah tertulis “in Bekasi”, jadilah ia menghapus status nya dan akan melajutkan
update statusnya saat tiba di Bekasi sambil menulis “habis dari Bandung”. It's
such a funny thing, lol.
Atau saat pejabat tingkat
atas negeri ini yang membuat sebuah iklan dengan tujuan membangun persepsi masyarakat,
semua artis di iklan tersebut menyatakan anti korupsi dengan gagahnya. Pada
kenyataannya satu per satu artisnya mulai memenuhi panggilan komisi
pemberantasan korupsi. Ampuni kami, Tuhan..
Orang-orang banyak pula yang
suka men-share masalah pribadinya untuk kemudian mendapat simpati orang lain
atau memang dia hobi bercerita, entahlah. Ada quote dari Lou Holtz yang mungkin
bisa direnungi para pemuda-pemudi yang hobi share perasaan di media sosial
"Never tell your problems to anyone... 20% don't care and the other 80%
are glad you have them."
Atau tentang peningkatan
karir yang sudah dicapai seseorang saat sudah melakukan sesuatu? Tak apalah,
menunjukkan kepuasan :)
Jadi ada apa dengan personal
branding?
Personal branding baik kalo
kita tahu batasannya (wise banget). Tapi lebih asik kalo orang lain mengenal
kita apa adanya sebagai diri kita sendiri. “Aku tau kamu sampe jelek-jeleknya
kamu, tapi aku suka temenan sama kamu.” Walaupun nunjukin diri sendiri lebih
enak, ngaku gak ngaku, semua orang pasti melakukan personal branding, it should
be, brow! Apalagi kalo ketemu calon mertua, eh.
Kalo kelebihan personal
branding? Di muka umum terlihat elegan dan baik-baik sekali, tapi setelah
ditelusuri ternyata banyak banget hal yang tidak sesuai, ga asik. Tapi
dunia akan hampa tanpa manusia-manusia macam ini, semuanya datar. Don’t make
your life flat as Chitato said “Life is never flat”. Terimakasih buat yang
sudah mewarnai dunia ini dan dunia saya.
Sebenarnya sih tergantung
persepsi kita gimana ngeliat orang-orang yang melakukan personal branding, whether
it is good or not. Jutaan manusia bisa bikin jutaan persepsi. Tapi karena tadi saya
lagi sensi, jadi yang begini juga bisa dijadiin bahan tulisan.
Keep
your attitude is needed and important. But do it because you respect others and
especially you respect yourself. Not because you need a 'recognition' and
'acceptance' of others. Don't be over personal branding!
For
all. With Love. Peace, Love, and Gaul.