Katanya kemaren hari blogger
nasional ya? Kalo begitu happy belated birthday all bloggers! Let’s celebrate
with writing! Sulit untuk menceritakan bagaimana awal mula saya mulai menulis
di dunia persilatan ini, bukan sulit, hanya saja tidak mau mengungkit haha.
Justru dari awal mula itu, saya jadi gemar menceritakan hal-hal yang yaahh.. sebenarnya
kalau tidak diceritakan ya tidak apa-apa.
Menulis di sini, seperti
meluapkan ekspresi, saya hanya merasa saya
menulis karena saya ingin menulis. Jadi tulisan ini saya tulis sendiri,
saya post sendiri, saya baca sendiri. Dan suka geli buat baca tulisan sendiri
di blog ini, karena gaya bahasanya masih belepotan.
Tidak terlalu banyak orang
yang berkomentar, tapi ada saja yang merequest saya untuk menulis dengan
seperti ini dan itu, atau tulisan saya terlalu ini dan itu. Lagi-lagi, saya
menulis karena saya ingin menulis apa yang saya tulis. Mestinya ga boleh gitu
ya, mungkin aja suatu hari ini nanti saya jadi penulis professional semacam Trinity Traveler, Ardi Wilda, Soleh Solihun, atau Raditya Dika, di-aamiin-kan saja.
Tapi ada satu teman, entah
teman apa ini, seperti teman pena (dan kita bertemu di dunia per-pena-an), tapi
sebenarnya tidak. Karena intensitas pertemuan kami lebih banyak di dunia maya
daripada dunia nyata. Kalo ketemu di dunia nyata jadi kalem, tapi kalo di dunia
maya jadi brutal. Kalau begitu, mari kita sebut ‘teman pena’.
Teman pena saya ini hobi
sekali menggombal, mungkin akibat kejombloan akut yang dialaminya. Dan saya
merasa dia adalah satu-satunya yang benar-benar mengikuti blog saya ini,
membaca satu-satu, lalu menggombalinya satu persatu. Cmiiw kalo kamu baca. Kehadiran beliau sebagai teman pena cukup
membantu, seringkali memotivasi saya untuk terus menulis disini, dan menerima segala
tulisan saya tanpa kritik. Karena memang dia hanya bisa menggombal.
Suatu ketika kami melakukan
sparing menulis dengan durasi dan minimal kata, ah seru sekali, pertama kalinya
saya melakukan itu. Menulis di blog jadi seperti candu, bikin ketagihan. Teman pena
saya pun berkata begitu, ketika ia memulai gombalannya.
“Aku lebih suka tulisanmu.”
Bagimana bisa?
“Pertama aku membaca,
kemudian aku menganalisa. Setelah itu rangsangan dikirim ke otak memicu hormon dopamine,
sereton dan testoteron.”
FYI, Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utama testosteron adalah testis pada jantan dan indung telur (ovari) pada betina, Hormon ini merupakan hormon seks jantan utama dan merupakan steroid anabolik. Baik pada jantan maupun betina, testoren memegang peranan penting bagi kesehatan. Fungsinya antara lain adalah meningkatkan libido, energi, fungsi imun, dan perlindungan ada terhadap osteoporosis. Wikipedia.
Apa? Rangsangan? Testoteron?
Kamu pikir aku nulis bokep? Kenapa sampe testoteron? Haha :D
“Tulisanmu emang gak jauh
beda sama bokep sin.. hahaha..”
Thanks anyway, berkat si teman pena ini saya mulai berfikir untuk menulis
cerita dewasa.