Friday, July 29, 2011

Minky Momo

,
hair style pertama kali keluar salon, potongannya DORA banget, tanpa poni.


tapi, barusan, setelah melihat bayangan di tembok, saya baru sadar kalo style rambut saya ini berubah, mirip Minky Momo


tau maksudnya? ya, begitulah, saya malas menjelaskannya :(
Read more →

ENCOURAGEMENT

,
LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. 


Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana.

Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?” “Dari Indonesia,” jawab saya.Dia pun tersenyum.

Budaya Menghukum

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat. “Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anakanaknya dididik di sini,”lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai.Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement!” Dia pun melanjutkan argumentasinya.

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbedabeda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafikgrafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti. Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

Ketika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakanakan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan.

Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.” Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna),tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

Melahirkan Kehebatan

Bisakah kita mencetak orangorang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru,sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya,dapat tumbuh.Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh. Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.(*)

RHENALD KASALI 
Ketua Program MM UI 

Read more →

Thursday, July 28, 2011

Bule ooh Bulee..

,
Mengenai perjalanan kaki panjang hari ini, saya mendapatkan pengetahuan lebih mengenai seperti apa si kebudayaan Indonesia, seberapa menariknya tempat-tempat wisata yang mayoritas dikunjungi turis lokal maupun internasional, dimana letak menariknya? We’ll see.



Tidak biasanya saya berkunjung ke musem, ya tadi saya ke museum monumen nasional di deket monumen nasional tentunya, hanya dengan membayar Rp 5.000 saya bisa melihat seluruh isi gedung yang penuh dengan bebatuan, kain, perahu, iptek, dan lain-lain yang ada di jaman baheula.

Ada juga segerombolan, lebih tepatnya segudang bukan bukan tapi segedung anak-anak es de yang masih imut, kebayang ramenya kaya apa. Pas saya lagi jalan ke bagian geografisnya negara ini, ada sekumpulan bocah lagi ngerubungin bule, entah ngapaian, pokonya mereka bawa kertas terus ngelilingin si bule, minta tanda tangan gitu? Hadeuh. Terus abis selesai ngelilingin bule, si bocah loncat-loncat, terus bilang ke temennya ‘yuk, kita cari bule lagi’.  Sekalian aja bulenya dimuseumin.

Lanjut lagi ke bagian iptek, saya di lantai dua dan bocah-bocah di lantai tiga, saya ngedenger mereka teriak-teriak heboh ga jelas, pas saya nanya ke temen apa yang mereka teriakin temen saya ikut-ikutan teriak ‘ada turiiis, addaaa tuurriiiissss’.  Ya ampun, terus saya ngeliat sekitar tiga bule berlari-lari kecil masuk ke lift dijagain satpam, ampun deh!

Kejadian kaya gini bukan pertama kali saya liat dan denger. Di tempat-tempat wisata yang banyak turis lokal n internasionalnya itu yang banyak kejadian kaya gitu. Di Jogja misalnya, orang-orang lebih interest buat foto-foto sama bule daripada sama candinya, saking si bule pegel orang-orang minta foto terus, si bule bilang “kenapa kamu gak foto sama candinya, ini lebih menarik daripada saya” heihoooo,  saya juga waktu muda dulu juga gitu kali ya, pas ada bule ngeliraklirik pengen deketin. Hihii, lucu ajaa -lol-
Read more →

Organisasi vs Study Oriented

,
‎"High GPA will get you to job interview, but High Leadership will get you to bright future"
Anies Baswedan


Memasuki dunia perkuliahan merupakan suatu kesempatan yang langka, jangan salah, karena hanya 3,4 persen yang bisa menyelesaikan pendidikan tinggi dan hanya 9 persen orang Indonesia yang bisa masuk bangku kuliah. Angka ini sungguh menyesakkan dada. Dari sekitar 250 juta rakyat Indonesia, 3,4 persennya adalah 8,5 juta dan 9 persennya adalah 22,5 juta. Faktor keuangan menghambat temen-teman kita tidak dapat mengenyam dunia pendidikan. Namun, jangan karena fenomena mahalnya biaya pendidikan menjadikan kita menjadi seorang yang study oriented dengan target lulus cepat dan IPK tinggi tanpa memikirkan faktor lain. Kesempatan yang kita dapatkan untuk mengenyam dunia pendidikan di tingkat maha ini sebaiknya tidak disia-siakan, gunakan kesempatan ini untuk menjadi mahasiswa yang berbeda.


IPK tinggi hanyalah gerbang memasuki dunia kerja, namun sesungguhnya yang terpenting adalah bagaimana menjadikan diri kita sebagai lulusan yang COMPLETE sesuai dengan visi Universitas Diponegoro, yaitu Communicator, Professional, Leader, Educator, Thinker dan Entreprenuer. Kapabilitas COMPLETE yang mayoritas berisikan soft skill didapatkan di luar perkuliahan, bagaimana mendapatkannya? Ya, dengan mengikuti organisasi. Meskipun beberapa mengatakan mengikuti organisasi hanyalah membuang-buang waktu, tenaga, dan membosankan, namun jika kita memikirkan jauh ke depan dampak apa yang diberikan organisasi, pasti sangatlah tidak merugi. Ada banyak organisasi mulai dari tingkat jurusan, fakultas, serta universitas yang dapat mengembangkan potensi diri seperti mahasiswa dapat belajar memanajemen waktu, dapat bersosialisasi dengan baik, belajar bekerja sama dalam tim, melatih diri dalam komunikasi serta leadership.


Masih berminat menjadi mahasiswa study oriented? Think out of the box dan keluar dari zona nyaman, selamat berorganisasi!

Read more →

Wednesday, July 27, 2011

Time Traveller

,
Gosip tentang time traveller udah lama banget ada. Kebenarannya juga sering dikaitin sama teori relativitas waktu. Secara teori, bahwa waktu berputar kembali, dan kembali ke masa lalu bukan tidak memungkinkan. Menurut teori Einstein, waktu dan ruang dapat mengalami perubahan dalam kecepatan cahaya. Jadi, seandainya suatu benda terbang dengan kecepatan 300000 km/detik, maka ruang bisa di perpendek, dan waktu bisa diperlambat. Ga ngerti? Sama..

Ada banyak kejadian yang dikaitin sama relativitas waktu, yang tiba-tiba seseorang dapat berpindah dari waktu ke waktu, saya merinding pas nyari referensi ini. Ngebaca bikin ‘waahh, bener ga ya?’

Kasus pertama yang konon beberapa kali terjadi, pesawat yang sering lenyap dari radarnya, tapi beberapa menit kemudian muncul lagi di tempat yang sama, hmm.

Yang kedua kasus uang perak modern yang masuk ke kuil dewa matahari 4000 tahun yang lalu “Kala itu, sebuah tim arkeologi yang dibentuk oleh arkeolog Perancis, tiba di daerah aktivitas pertama manusia di tepi Sungai Nil untuk riset ilmiah. Di sana mereka menemukan sebuah Kuil Dewa Matahari, dan hingga kini sudah 4000 tahun sejarahnya. Karena tak pernah dikunjungi manusia, kuil itu sudah lama runtuh, yang tersisa hanya puing-puing reruntuhan, sehingga tampak sunyi dan rongsok. Ketika arkeolog menggali reruntuhan tersebut, di bawah sebuah tonggak batu kuno, mereka menemukan sekeping uang perak terkubur di bawah tanah. Namun anehnya, itu bukan uang perak Mesir kuno, melainkan sekeping uang perak Amerika, yang lebih mengherankan lagi, itu bukan uang perak kuno Amerika, tapi sekeping uang perak zaman sekarang.” sumber

Lain lagi, ada orang yang mengaku tentara Amerika -John Titor- yang berasal dari tahun 2036 yang katanya mengemban tugas entah apa itu. It’s complicated. sumber

Ada banyak kasus, tapi yang paling nyata yang terlihat itu kasus time traveller yang terlihat di tahun 1940 yang sekarang fotonya diabadikan di museum virtual Bralorne Pioneer di Kanada.
 Ada yang ganjil?

Yap, ada pria yang memakai kacamata hitam, memakai sweater dan kaos modern dan memegang kamera yang kayanya SLR. Time traveller?

Analisisnya
“As members of the ATS, like “Outkast Searcher”, diligently noted, despite looking very modern the man’s outfit and even glasses and camera could be found in the 1940s. Below, similar sunglasses used by actress Barbara Stanwyck on the movie “Double Indemnity” (1944)”

“But if you look carefully, you can see that he’s actually wearing (or could as well be wearing) a sweatshirt. And sweatshirts with bordered emblems were not uncommon in the 1940s – in fact you can find those in other photos from the same exhibit.”

“despite some comments about the camera lens being too big for the time, too compact, it looks like a Kodak Folding Pocket model, available since the beginning of the 20th century”


time traveller lain juga ketangkep di film Charlie Caplin tahun 1928, kalo yang ini saya agak aneh, gak keliatan jelas kaya yang di atas.


Clarke [sutradara] mengatakan:
"Satu-satunya kesimpulan yang bisa saya ambil - yang akan terdengar mengada-ngada bagi sebagian orang - wanita itu seorang Time Traveler."

Banyak yang bilang seorang wanita itu sedang menggunakan ponsel, dan Clarke punya misi meyebarkan gosip itu: supaya film yang dibuatnya laku [strategi pemasaran] tapi beberpa juga menganalisis bahwa yang sedang dipegang adalah alat bantu dengar, wew! sumber

seorang dokter hipnoterapis, Dr Bruce Goldberg. Katanya mesin waktu akan ditemukan setidaknya pada tahun 3050. Lama amat ya, beda sama John Titor yang katanya mesin waktu available tahun 2036. Entah darimana sumbernya dia ngomong macem-macem tentang mesin waktu, katanya time traveller dateng dari dimensi ke-5. ya ampun, dosen kalkulus saya bilang, kita hidup di dimensi ketiga, ga ada tuh dimensi 4 apalagi 5. nah kalo dimensi ke lima, berarti meraka yang notabene kita masa depan bisa melihat kita yang sekarang dari masa depan, nah lho! sumber

wihiyy, hebat bener kalo emang ada mesin waktu, saya bakalan ke masa depan, mastiin kalo saya bener-bener ke eropa, hahaa, ngaco. kadang suka ga bisa dipikirin pake logika..
Read more →

Dream Big

,

(Ryan Shupe & The Rubberband)

When you cry, be sure to dry your eyes,
'Cause better days are sure to come.
And when you smile, be sure to smile wide,
And don't let them know that they have won.
And when you walk, walk with pride, 
And don't show the hurt inside,
Because the pain sill soon be gone. 

(Chorus)
And when you dream, dream big,
As big as the ocean, blue.
'Cause when you dream it might come true.
But when you dream, dream big. 

And when you laugh, be sure to laugh out loud,
'Cause it will carry all your cares away. 
And when you see, see the beauty all around and in yourself,
And it will help you feel okay. 
And when you pray, pray for strength to help to carry on,
But when the troubles come your way. 

(Chorus)

And when you dream, dream big,
As big as the ocean, blue.
'Cause when you dream it might come true.
But when you dream, dream big. 

(Dream big.)
(Dream big.)

When you cry be sure to dry your eyes, 
cause better days are sure to come.
And when you smile be sure to smile wide, and
don't let them know that they have one.
And when you laugh be sure to laugh out loud,
'Cause it will carry all your cares away. 
And when you see, see the beauty all
around and in yourself, and it will help you feel okay. 
And when you pray, pray for strength to 
help to carry on when the troubles come your way. 

Chorus 2x

Read more →

Jatinangor :D

,
Sebenarnya perjalanan tidak terlalu mendadak, tapi ibu saya yang membuat semuanya menjadi mendadak, minggu 24/7, hari dimana kondangan itu berlangsung, ya kondangan, saya di paksa ikut kondangan, “pulang kondangan langsung berangkat, siapin semuanya!” he? Haduh, semua udah di bawa, tapi saya kelupaan bawa anduk, untungnya teh cici minjemin :D

Perjalanan dimulai bersama Firman, teman yang saya kenal di Semarang walsupun sebenernya dia anak unpad, yang ternyata dia milih rute yang sumpah jauh banget buat sampe ke pool primajasa. Firman aktivis kampus, alhasil pas saya jalan-jalan di nangor lagi sama dia, ada aja orang yang kenal --‘. Untuk pertama kalinya juga dapet wisata malam di Unpad, lagi-lagi di kasih rute yang ampun banget ngaconya sama firman, ke Bale Padjadjaran tapi kaya ngiterin satu unpad, inget saya jalan kaki. 

ketemu temen-temen lama, suasana lama, ahh, semuanya ngangenin, ga dapet yang kaya gini di semarang. hampir semua berubah, orang-orang semakin hebat, ada ferin yang ke korsel, teh cici yang nyaris jadi geologist ditawarin ke sana ke mari, IAAS semakin maju, unpad tambah keren banget, dan jatinangor hampir sama cuacanya kaya semarang: panas.
cita-cita saya yang belum kesampean itu masih belum terwujud juga sampe sekarang, ya ampun, orang-orang diajakin masuk ke IPDN buat foto-foto ko pada susah, saya cuma denger cerita doang disana. 

kukuh-saya-bayu-nanda
ga sengaja ketemu di depan POMA, mereka mau di gusur dari sana, hihii :D

panitia n pesrta Unhalu buat NSPCA IAAS LC Unpad

 big size of ice tea

 firman-saya-amar
hasrat kere dan tukang palaknya amar buat makan masih tinggi

saya-ferin
abis exchange [saya dapet oleh2 :D]

aa puloh: lumpia basah paling mak nyuss 




keempat benda itu menemani saya pulang, semuanya dikasih, ihiy, liburan kaya gini yang bener-bener liburan, yang sapi sebagai tanda persahabatan, gantungan jadi kenang-kenangan dari korea, pin NSPCA minta dari panitia [walaupun ga ikut NSPCA, saya harus dapet kenang2annya], Naked Traveler bukan buku bokep ya, itu buku traveling, hadiah dari mama [juga minta maksa sebenernya]
Read more →

Monday, July 18, 2011

Industrial Festival 2011

,
Well, these photos will tell you about Industrial Festival 2011 which was held by Industrial Engineering 2009, i was proud to be a part of this event. Bravo TI 2009!!



The Committee :








The Real Festival :












huahhh, that was the end, angsa and serigala closed infest well :)

Infest 2011 also published at local newspaper: Suara Meredeka and Cyber News
Read more →

Friday, July 15, 2011

Proud to be an Aiesecer

,
Walupun newie n belum bisa ngedapetin banyak hal disini, im totally proud that

Dari mulai ikut confrence nya di UPM sekitar dua tahun an yang lalu, dan diceritain gimana-gimana nya aiesec, saya udah antusias banget buat join. Di recruitmen pertama, belum sampe ke focus group discussion, saya udah di tolak, gara-gara praktikum. Tapi di recruitment ke dua juni kemaren, saya di kasih wejangan sama temen saya yang pernah ikut sampe tahap interview, di kasih tau apa-apa yang ditanyain. And you what? More than one hour i’ve been there for interview, then I got it.

Hampir setiap event di aiesec pasti ada acara joget2nya, konon katanya itu buat ngilangin stres. Yah, apapun itu, pokonya setiap acara  di aiesec membuat saya semakin ‘wahh’. Sekarang saya masuk ke staff Out Going Exchange. Someday. I’ll tell you more about it.

Thanks AIESEC. It’s fun.
Read more →

Thursday, July 14, 2011

What am I going to do for this holiday?

,





CUBE CRAFT TIME!


Read more →

Wednesday, July 13, 2011

Cita-Cita Tinggi Tanpa Restu Ibu :(

,
Berbagai pepatah tentang ibu sudah sering saya dengar, tapi akhir-akhir ini banyak yang membuat saya berfikir betapa pentingnya seorang ibu dalam kehidupan. kakak saya salah satu yang menginspirasi, anak kesayangan ibu mungkin, karena kemanapun ia pergi, berangkat kerja, pulang kerja, keluar sejengkal dari rumah dia hampir selalu pamit pada ibu. Satu kalimat yang masih terngiang di pikiran saya “kalo kemana-mana bilang sama mama, biar dia gak khawatir, pamit. Jadi pas kamu meninggal, ada doa mama disitu”

Lain hal dari itu, senior saya pernah bilang, “kalo kamu mau cepet dapet kerja, turutin apa mau orang tua kamu” ambil contoh dua perbandingan, dua temennya yang punya ipk bertolak belakang, satu anak dengan ip tinggi dan berasal dari PTN belum dapet kerja hingga sekian lama, karna bermasalah dengan ibunya. Sedangkan yang satu lulusan dengan IPK hanya 2 koma sekian dapet kerja dengan cepat karena doa ibu. bagaimana seorang ibu bisa memberikan doa yang tulus saat sedang terjadi cek cok dengan anaknya.

And it happened, kakak saya yang kedua, yang amat sangat nurut dengan ibu saya sudah dapet kerja jauh sebelum dia sidang, kakak saya yang lain bilang “itu doa mama”. Jadi percuma kalo kita punya cita-cita yang tinggi tanpa ada doa ibu disana. Saya pun pernah mengalami hal yang sama, setelah lulus sma, berkali-kali saya nyoba untuk dapet teknik industri, setahun kemudian, setelah tujuh kali ujian masuk saya tempuh, finally, saya bisa masuk ke jurusan ini. Dan sampai sekarang saya percaya, satu-satunya yang membuat saya berada di sini adalah doa ibu saya. Love you, mom. Sorry for all i’ve done.
Read more →