Friday, January 3, 2014

Bakso Bungkus Tanpa Bakso

,
Melakukan perjalanan jauh dengan kendaraan umum tanpa teman dan perut keroncongan sungguh sesuatu yang tidak baik. Karena itu, memikirkan makanan apa ya yang kira-kira enak dimakan saat diperjalanan adalah hal yang menyenangkan. Tepat saat itu, di angkot terakhir setelah jalan-nangkot-jalan-ngangkot dan jalan lagi saya menemukan sesuatu yang indah - ditambah cuaca angina semilir bau hujan akan datang - untuk mengisi perut.

Disana ada kedai bakso terkenal di Tembalang, sebut saja Bakso Pak Hadi. Saya langsung meminta mas-mas di sana dengan wajah manis manja lapar “Mas, bakso satu dibungkus mie nya yang putih aja”. Bakso diterima. Perjalanan dilanjutkan lagi dengan angkot, selama perjalanan itu pula sesekali saya pegangi hangatnya bungkus bakso, aah nikmatnya sudah terasa sejak bungkus itu dipegang. Sampai di kos, dengan sigap saya ambil mangkok dan sendok, saya keluarkan bungkus bakso dari bungkus plastik kresek, saya pegang lagi, sekali lagi, dan saya amati seksama. Hah, baksonya gak ada! Cuma mie putih dan sawi.

Saya ambil motor dan melaju lagi ke Bakso Pak Hadi. Lagi-lagi saya protes dengan wajah manis manja perut cekung ke dalam “Mas, tadi saya mbungkus bakso tapi gak ada baksonya” Sontak mereka (ada lima mas-mas) senyum-senyum minta diguyur, satu orang melayani pesanan saya, satu lagi duduk di samping berusaha menghibur.
Mas: “Hehee udah sampe rumah tadi ya mbak?”
Saya: “Udah mas, udah ambil mangkok malahan”
Mas: “Hehe, siapa tadi mbak yang bikin? Yang itu ya mbak? Apa yang itu? Yang itu? Bukan saya kan mbak?”
Saya: “Gak tau mas, saya lupa, saya laper.”


Dan begitulah, mas-mas di sana saling tuduh dan saling tanya siapa tersangkanya, kami sama-sama melupakan kejadian detik-detik dimana kuah bakso bungkus sampai di tangan saya. Yang pasti mas-mas di sana (termasuk tukang parkir) senyum sumringah bahagia karna saya beli bakso tanpa bakso. Huh! Untung enak.
Read more →