Friday, December 20, 2013

Video Diary SAMA

,
Semarang, 18 Desember 2013. Hari itu tidak ada teman yang bisa menemani saya menonton di Bioskop XXI Paragon, jadi saya putuskan untuk pergi sendirian saja. Dan karena ketidaktahuan saya harus bertindak seperti apa untuk membantu teman-teman yang memiliki kekurangan fisik (disabilitas), lagi-lagi saya putuskan untuk menulis dulu saja, semoga tulisan saya bisa sedikit membantu.

Nonton Bareng Video Diary SAMA

Saya sungguh tergugah melihat teman-teman disabilitas yang punya kemauan keras untuk bisa diterima di masyarakat (karna kenyataannya banyak dari mereka yang mendapat perlakuan berbeda), apalagi semenjak kedatangan saya ke Sahabat Mata untuk bertemu dengan Pak Basuki.

Sebelumnya, saya ceritakan dulu apa itu SAMA (copy-paste dari brosur)
SAMA adalah program yang memberikan ruang dan peluang kepada penyandang disabilitas untuk menyuarakan persoalan dengan cara pandangnaya melalui video berbasis komunitas (video diary).

Melalui proses kreatif yang dilakukan secara mandiri, dan diharapkan dapat berkelanjutan ini, penyandang disabilitas dapat menyampaikan aspirasi mengenai ruang, peluang, dan perlakuan yang sama dan adil kepada masyarakat, khususnya bagi pengambil keputusan.

Lokakarya SAMA melibatkan 19 peserta penyandang disabilitas penglihatan, pendengaran, dan fisik untuk membuat video kampanyenya secara pastisipatif. Dalam SAMA, 22 peserta, termasuk 3 peserta non disabilitas, diajak untuk melakukan riset atasa persoalan, menulis, mengambil gambar (shooting) hingga editing dengan difasilitasi oleh para mentor dan fasilitator dari berbagai latar belakang – periset, penulis, fasilitator komunitas hingga dengan pekerja film.

Setelah pemutaran video selesai, diadakan sesi diskusi, teman-teman disabilitas yang ikut andil dalam pembuatan video ini menceritakan proses pembutannya. Seru sekali melihatnya, pertama kalinya bagi saya melihat secara langsung teman-teman dengan disabilitas yang berbeda ada di dalam satu ruangan, dan yang paling saya suka adalah melihat sign language interpreter, semenjak membaca buku Totto Chan saya ingin sekali mempelajari sign language. Seru rasanya bisa berbicara tidak dengan mengeluarkan suara. Yang tidak terbayang adalah saat teman-teman disabilitas ini berkomunikasi satu sama lain, bagaimana coba? Penyandang disabilitas pendengaran harus memakai bahasa isyarat untuk berkomunikasi, sedangkan disabilitas penglihatan tidak bisa melihat bahasa isyaratnya. Ternyata mereka melakukannya via SMS, disabilitas penglihatan terbantu dengan adanya screen reader di handphone. Wow!

Pembagian job dalam proses pembuatan menyesuaikan kepada teman-teman disabilitas. Tunanetra mengendalikan audio, tuna rungu dan tuna wicara mengendalikan kamera, masuk akal bukan? Tapi ada satu orang, Jejen seorang tuna netra, ingin sekali mengendalikan kamera, dia yakin bisa melakukan, dan akhirnya ia pun dipercaya sebagai cameramen. Kenyatannya, dia hobi sekali memfoto dan merekam sesuatu lewat handphone, lalu menguploadnya di you tube. “Pengukuran suatu objek dapat dilakukan dengan suara”, kata Jejen.

***

Ada dua video yang masing-masing berdurasi kurang lebih 15 menit. Video pertama Mana Aksesku? memperlihatkan teman-teman disabilitas yang belum bisa menikmati akses public yang memadai. Salah satu dari mereka menceritakan pengalamannya saat berjalan dan ia tidak mengetahui saat itu ada galian yang mengakibatkan ia hampir saja terjatuh masuk kedalamnya karena tidak ada tanda apapun yang ia ketahui untuk membantu melewatinya. Atau saat disabilitas fisik kesulitan menaiki tangga, ia berjuang berjalan dengan kursi roda atau tongkat, namun saat mencapai tangga mereka bertatih-tatih berusaha untuk menaikinya.

Yang menarik saat film ini diputar, ternyata ada satu dari mereka – Puti Irra Puspasari dengan disabilitas pendengaran – adalah seorang arsitek, yang sempat mengikuti sayembara desain halte busway, ia bertanya ke teman dengan disabilitas fisik bagaimana keadaan halte busway yang sekarang. Jelas mereka menjawab trap-nya terlalu tinggi, sulit saat menaikinya. Sang arsitek berkata dengan sign language-nya “saya tahu itu, saya sudah memikirkannya, tapi desain saya kalah”. Mereka semua iri dengan fasilitas yang disediakan pemerintah untuk disabilitas yang ada di luar negeri.

Video kedua berjudul Job (UN) Fair. Video ini menunjukkan saat seorang disabilitas penglihatan mengikuti job fair, ia kesulitan bukan main saat berada di sana, tidak satupun di video itu menunjukkan keantusiasan perusahaan untuk merekrut disabilitas, tuntutan pekerjaan tidak memungkinkan untuk disabilitas dan peluang di hire sangat kurang sekali. Padahal Menurut UU Republik Indonesia No. 14 Tahun 1997, 1 persen dari 100 karyawan yang dimiliki oleh perusahaan Negara maupun swasta haruslah penyandang disabilitas. Di lain sisi, video ini juga menunjukkan teman-teman disabilitas yang berhasil bekerja di perusahaan. Di sesi diskusi, perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja mengatakan bahwa di Jepang hingga saat ini rutin melakukan job fair khusus untuk disabilitas. Sehingga job fair menjadi benar-benar fair.

Salah satu (mungkin) supervisor saat ditanyai bagaimana disabilitas saat bekerja di sana, ia mengatakan mereka lebih serius, fokus, dan tidak main-main saat bekerja. Sekali instruksi langsung dikerjakan, sehingga produktifitas mereka lebih tinggi. Pernyataan menarik dari salah satu disabilitas penglihatan yang kalau tidak salah ia juga seorang announcer “Tuna netra bukan cuma mijit dan main music aja, ada yang jadi penulis, dosen, dll.”

Saya melihat banyak sekali potensi yang dimiliki teman-teman disabilitas yang tidak dimiliki non disabilitas ini. Semoga suatu hari nanti, di saat kita sudah menjadi bagian dari pengambil keputusan, kita bisa melakukan sesuatu terhadap aspirasi yang mereka sampaikan di dalam video ini.

Kebutuhan setiap disabilitas memang berbeda, tapi jangan jadikan sebagai kendala, lihatlah sebagai tantangan.
Read more →

Bukan KKN Biasa (Edisi Mandi)

,
KKN kan identik sekali dengan hidup di desa dengan fasilitas terbatas, tapi yang saya lihat, justru banyak teman-teman saya mendapat kenikmatan kota saat melakukan aktifitas wajib 3 SKS dengan nilai yang pasti (hampir) A semua itu. Saya termasuk yang tinggal di desa. Bangga.

Keadaan desa tempat kami tinggal sebenarnya cukup baik, nyaman, sejuk, indah, aman, dan tentram. Kami (wanita) tidur dikamar yang pas diisi 5 orang beserta kopernya diatas karpet, tidak bisa saat tidur melakukan aksi salto atau jujumpalitan. Untungnya kami slim semua. Hanya saja, sebagai pihak wanita, kami terganggu dengan keadaan kamar mandinya.

Ini wujudnya..
Desain Kamar Mandi

Kamar mandi ini bergabung dengan tempat cuci-mencuci, kakus (apa itu bahasanya, tempat untuk menampung pup), dua bak besar (satu dekat kakus dan satu lagi lazim untuk cuci mencuci: bak ini juga mantan kandang sapi) serta memiliki dua pintu utama tanpa kunci. Di depan kakus terdapat kamar nenek yang tidak pernah keluar kamar, sebulan disana, kami tidak pernah melihat wajah nenek, hanya sering mendengar suaranya saja. Dinding kamar nenek yang berhadapan langsung dengan kakus ini hanyalah sebuah anyaman kayu, mungkin nenek bisa mengintip kalau ia mau. Di tambah lampu berwarna kuning remang sekali.

Hal mistis saat pertama kali kedatangan kami adalah mendengar suara nenek yang ada di dalam kamar, kami sedang jongkok, melakukan atraksi di atas jamban di pagi atau malam hari, lalu mendengar nenek bergumam atau mengatakan “Nanti disiram ya, nduk”. Bagaimana perasaan kalian mendengar itu, padahal sebelumnya kalian tidak tahu disana ada orang.

Mandi dilakukan setiap dua hari satu kali beramai-ramai, lengkap dengan baju dan celana. Alasan beramai-ramai agar kita bisa saling menjaga satu sama lain dari oknum yang tidak diinginkan. Sedangkan menggunakan baju dan celana lengkap saat mandi adalah demi menjaga keamanan penglihatan oknum (lagi).

Pernah suatu kali teman lelaki saya melihat salah seorang anggota keluarga tempat kami tinggal saat sedang mandi, tidak disengaja memang, maka dari itu diperlukan kewaspadaan tingkat tinggi saat berada di kamar mandi.

Lain lagi ceritanya saat salah satu dari kami sedang melakukan kegiatan harian untuk menguras isi perut. Sang kakek dengan asyiknya masuk lewat pintu samping, wajar saat itu ia berteriak dengan lantangnya “Bappaaaak!!” Si kakek dengan santainya tersenyum lalu jongkok, kemudian pipis. Dilanjutkan dengan mengambil air wudhu, lalu permisi keluar. Ya Tuhan..

Maka dari itu, gossip dosen pendamping tidak akan datang adalah hal yang menyenangkan, perjanjian dilakukan sedemikian rupa agar kami bisa pulang dan melakukan mandi besar-besaran saat pulang.

Kamar mandi ga bisa dijadikan alasan buat ga KKN lagi, ayo KKN lagi!

Read more →

Friday, December 6, 2013

Personal Branding a.k.a Pencitraan

,

Pencitraan
pen.cit.ra.an
(1) Sebuah usaha untuk menonjolkan citra terbaik di mata publik; (2) Usaha pembuktian keeksisan; (3) Menunjukkan apa yang dirasakan secara sangat berlebihan hingga tidak sesuai lagi.

Fakta

1.    Pencitraan awalnya adalah istilah yang digunakan bagi para politisi yang tiba-tiba jadi banyak berbuat amal menjelang pemilu. Hal ini digunakan untuk memperbaiki citra mereka di mata publik.
2.    Pencitraan mulai bergeser makna ketika social media seperti Facebook, Twitter, dan Foursquare mulai merajalela di Indonesia. Untuk pertama kalinya, user bisa memamerkan apa yang mereka rasakan/sedang makan/sedang lihat/sedang dipikirkan kepada banyak orang sekaligus.
3.    Pencitraan model baru ini semakin merajalela dengan semakin merajalelanya ponsel-ponsel yang bisa internetan di Indonesia. Ponsel-ponsel ini memungkinkan semua orang untuk update status dimanapun kapanpun tanpa perlu menunggu pulang ke rumah atau pergi ke warnet.
4.    Hal-hal yang paling banyak digunakan untuk pencitraan: Makanan, event, konser band, tempat, dan kegalauan.

Saya teringat ketika beberapa waktu lalu melakukan kunjungan ke Bandung untuk sekedar mendatangi undangan pernikahan seorang teman. Salah satu dari kami ingin meng-update status ke media sosial beserta lokasi saat itu kami berada. Yang pasti biar ada tulisan “in Bandung” begituh. Ternyata oh ternyata, sang telepon pintar tidak cukup pintar untuk meng-update keberadaannya. Saat ter-publish, lokasi disana malah tertulis “in Bekasi”, jadilah ia menghapus status nya dan akan melajutkan update statusnya saat tiba di Bekasi sambil menulis “habis dari Bandung”. It's such a funny thing, lol.

Atau saat pejabat tingkat atas negeri ini yang membuat sebuah iklan dengan tujuan membangun persepsi masyarakat, semua artis di iklan tersebut menyatakan anti korupsi dengan gagahnya. Pada kenyataannya satu per satu artisnya mulai memenuhi panggilan komisi pemberantasan korupsi. Ampuni kami, Tuhan..

Orang-orang banyak pula yang suka men-share masalah pribadinya untuk kemudian mendapat simpati orang lain atau memang dia hobi bercerita, entahlah. Ada quote dari Lou Holtz yang mungkin bisa direnungi para pemuda-pemudi yang hobi share perasaan di media sosial "Never tell your problems to anyone... 20% don't care and the other 80% are glad you have them."

Atau tentang peningkatan karir yang sudah dicapai seseorang saat sudah melakukan sesuatu? Tak apalah, menunjukkan kepuasan :)

Jadi ada apa dengan personal branding?
Personal branding baik kalo kita tahu batasannya (wise banget). Tapi lebih asik kalo orang lain mengenal kita apa adanya sebagai diri kita sendiri. “Aku tau kamu sampe jelek-jeleknya kamu, tapi aku suka temenan sama kamu.” Walaupun nunjukin diri sendiri lebih enak, ngaku gak ngaku, semua orang pasti melakukan personal branding, it should be, brow! Apalagi kalo ketemu calon mertua, eh.

Kalo kelebihan personal branding? Di muka umum terlihat elegan dan baik-baik sekali, tapi setelah ditelusuri ternyata banyak banget hal yang tidak sesuai, ga asik. Tapi dunia akan hampa tanpa manusia-manusia macam ini, semuanya datar. Don’t make your life flat as Chitato said “Life is never flat”. Terimakasih buat yang sudah mewarnai dunia ini dan dunia saya.

Sebenarnya sih tergantung persepsi kita gimana ngeliat orang-orang yang melakukan personal branding, whether it is good or not. Jutaan manusia bisa bikin jutaan persepsi. Tapi karena tadi saya lagi sensi, jadi yang begini juga bisa dijadiin bahan tulisan.

Keep your attitude is needed and important. But do it because you respect others and especially you respect yourself. Not because you need a 'recognition' and 'acceptance' of others. Don't be over personal branding!

For all. With Love. Peace, Love, and Gaul.
Read more →

Sunday, November 10, 2013

Bukan KKN Biasa (Edisi Horor)

,
Januari 2013 lalu saya mendatangi sebuah sebuah tempat yang jauh dari kesan kota, walaupun jarak dari desa ke mall terdekat hanya 45 menit, tapi saya cukup menikmati aroma tanah basah dan ilalang yang senantiasa bergoyang lemah gemulai, sebulan lebih sedikit saya menempati dusun di salah satu kota di Jawa Tengah. Penempatan sebulan lebih hanya untuk mendramatisir, karena seminggu sekali saya mewajibkan diri untuk pulang ke Tembalang karena saya merasa perlu mandi wajib, bukan karena telah melakukan sesuatu yang senonoh, tapi tidak lain karena selama di sana saya tidak pernah puas mandi, baju dan celana tidak pernah saya (dan teman-teman berjenis kelamin sama) tanggalkan.

Bukan tentang mandi yang saya ingin ditulis di sini, walaupun sebenarnya saya ingin sekali menceritakan secara detail kenapa saya tidak pernah mengalami kenikmatan saat mandi di sana. Saya ingin menulis cerita horror, semoga saja seram.

Cerita Horor 1
Waktu itu saya ada urusan di Semarang, sehingga saya harus pergi dan kembali ke Desa itu seorang diri, namun saat itu ketibaan saya adalah sore hari, saya memutuskan untuk menghubungi teman-teman saya di posko, setidaknya ada yang bisa menjemput saya di kecamatan, salah satu dari mereka sudah meng-iya-kan. Tapi alangkah malangnya senja itu, sinyal di desa sangat sulit dijangkau, berkali-kali saya pesan teks dan telepon tidak ada balasan. Perlu diketahui kalau kondisi sudah mulai magrib dan hujan cukup deras, tidak ada lampu jalan sedikitpun di sana, kanan-kiri penuh pohon seperti hutan.

Saya memasuki gang, gang itu adalah satu-satunya jalan yang saya ketahui sebagai pintu masuk menuju desa, butuh setidaknya dua puluh menit perjalanan dengan menggunakan sepeda motor. Saya berjalanan, tak henti berdzikir dan memanjatkan doa pada Sang Kuasa, tak ada orang yang berkeliaran dan lagi-lagi tak ada lampu jalan, semakin ke dalam, jalanan dipenuhi pohon bambu, suara air dari suangai, suara jangkrik, dan entah suara apa yang lainnya.

Tetiba, seorang perempuan berparas cantik, rambut sebahu, tinggi sekitar 150 cm, dan memagari giginya dengan behel serta menggunakan sepeda motor Yamaha Mio datang menghampiri, “Mbak mau kemana? Bareng aja, Mbak.”
“Saya mau ke Desa Anu. Makasi banyak ya, Mbak.“ (nama desa disamarkan)
Alhamdulillah, akhirnya ada mahasiswa datang melintas, ujar saya dalam hati.
Saat menaiki motornya, si mbak meminta saya untuk duduk maju ke depan lagi, saya sudah memajukan diri, si mbak meminta saya hingga tiga kali untuk duduk mepet ke arah badannya, jadilah saya duduk berimpitan seperti sedang diboncengi empat orang dalam satu motor. Dengan alasan motonya bermasalah kalo diduduki bagian belakangnya. Jadilah kita berdua seperti lesbi-an.

Lalu saya menanyakan mbak yang belum saya ketahui namanya ini sedang KKN di desa mana, dia mulai berkata yang saya tidak mengerti, dan ternyataaa dia bukan mahasiswa KKN, saya mulai resah dan gelisah. Ini manusia atau bukan? Untungnya manusia, ternyata mbak ini sedang mengejar paket C sembari bekerja di salah satu salon kecantikan di Semarang. Namun, si mbak mulai bercerita tidak menyenangkan tentang kehororan tempat yang kita lewati, ia juga sebenernya tidak terlalu berani berkendara sendirin di tempat itu, bukan karena hantunya, tapi lebih ke manusianya, takut di rampok katanya, masuk akal juga. Saya tidak berani sedikitpun menoleh ke arah sisa tempat duduk dibelakang saya, takut ada yang menempati. Firasat semakin tidak karuwan saat mbak ini berhenti di pertigaan jalan setelah 10 menitan perjalanan “Mbak, kalo mau ke Desa Anu ke sebelah sana, mbak saya turunin di sini ya, saya ke arah sana (sambil menunjuk arah jalan lain)”

Matilaaaahhh!!

Belum sempat saya bertanya banyak arah apa jalan yang akan saya tempuh, si mbak sudah menancapkan gas Mio nya. Di sana saya berdiri, di bawah satu-satunya lampu neon nan remang, saya takut. Saya terus berjalan mengikuti arah rumah penduduk dengan lampu oranye sendu. Saya menemukan masjid, saya duduk diam di sana menunggu Bapak-Bapak berdoa setelah sholat magrib. Saya beranikan diri meminta tolong ke Bapak-Bapak yang tetiba mengelilingi seperti kasihan melihat saya dengan muka sedih. Mereka semua memakai Bahasa Jawa yang tidak saya ketahui, saya pusing. Untung sebelumnya saya sudah belajar untuk berkata “Kulo mboten saget Boso Jawi”

Salah satu bapak itu tergerak hatinya untuk menolong anak malang ini (saya), namun beliau tidak bisa jika harus mengantarkan saya ke desa tempat saya tinggal, saya maklum, karena jauh dan tidak ada lampu. Saya meminta diantarkan ke posko KKN teman sejurusan yang berada di desa itu, Alhamdulillah. Saya selamat.

Di sana saya kembali menghubungi teman posko Desa Anu, terjawab sudah, saya menunggu di jemput. Total perjalanan yang biasa ditempuh dalam dua ouluh menit, saat itu di tempuh selama satu jam empat puluh lima menit. Dahsyat. Gak horror ya?

Cerita Horor 2
Baiklah, ini yang ke dua. Masih ada di kecamatan yang sama di tempat saya KKN, hanya beda desa. Sang korban yang merupakan teman saya menceritakan langsung kepada saya tidak lama setelah acara KKN resmi dibubarkan. Tim KKN-nya tinggal di bawah kaki gunung yang terkenal, dingin sekali, bahkan beberapa orang berkata sering hujan es. Di malam pertama KKN teman saya  sudah kesurupan! Bayangkan! Ia memang punya kelebihan melihat makhluk halus semenjak SMA, apalagi jika kegiatan bulanannya berlangsung. Tengah malam ia kesurupan, meronta-ronta tak jelas, sebelumnya ia melihat seorang kakek datang kearahnya mengenakan sarung dan memegang rokok di tangannya, berbicara dengan bahasa jawa yang amat sangat halus, si kakek mengatakan bahwa ia bernama Budi (nama disamarkan), ia meminta anak-anak KKN untuk datang menyekar ke makam kakek itu di tengah gunung terkenal tempat mereka tinggal di kakinya saat malam jumat.

Esok paginya, ia bercerita ke kepala dusun, diceritakannya semua kejadian semalam, dan betapa kagetnya Bapak Kepala Dusun saat teman saya menyebutkan nama si kakek adalah “Budi”. Ternyata Budi adalah nama orang yang pertama kali menemukan/tinggal di dusun itu, seperti Colombus menemukan Amerika. Namun, sampai sekarang belum pernah ada yang bertemu si kakek, teman saya ini adalah yang pertama.

Malam jumat tiba, mereka mengunjungi makam kakek, tapi di tengah perjalanan teman saya kembali kesurupan, tapi ia hanya diam. Sekembalinya ke posko, saat teman lainnya menawari makan malam, ia mengamuk lalu menari.

Satu posko meminta ke kepala dusun agar mereka bisa pindah posko ke tempat yang lebih bawah lagi dari kaki gunung, selain karena dingin menusuk, mereka tidak ingin ada kejadian serupa.

Belum berakhir ceritanya, setelah satu posko jalan-jalan menyusuri kota, mereka pulang setelah magrib, seperti cerita sebelumnya kalau kanan kiri sepanjang jalan dipenuhi pohon seperti hutan dan tidak ada penerangan jalan. Teman saya ini diboncengi, lalu melihat temannya yang mengendarai sepeda motor sendirian, dipunggunggnya ada mbak-mbak yang menganggu, mas yang mengendarai motor berambut gondrong, dan rambutnya ini sedang dimainin mbak-mbak aneh tersebut seperti sedang bermain kuda-kudaan.

Sesampainya di posko, teman saya ini kembali kesurupan, tapi kali ini aneh, sepertinya mbak-mbak yang bermain piggy back tadi yang ada di dalam tubuhnya, ia merasuki tubuh teman saya lalu membuka kerudungnya, berjalan ke arah kamar dan membuka koper milik teman saya ini, ia mengambil beberapa pakaian lalu mencoba memakainya sambil ketawa ala mbak-mbak kunti. Oh God..
Masih belum seram?

Cerita Horor 3
Ini cerita katanya. Kata orang yang masih di satu kota. Malam hari ada seorang muda-mudi mahasiswi KKN keluar untuk suatu keperluan mengendarai motor, diperjalanan si mahasiswi yang berada di belakang ini terus menunduk, suatu ketika ia menghadap kedepan, didapatkannya seorang mbak-mbak sedang duduk berhadapan di depannya. Tepat di tengah mahasiswa dan mahasiswi tadi. Sang mahasiswa berkata “Rambutmu dipegangin dong, kena ke aku ni!” Jelas, rambut sang mahasiswi tidaklah panjang. Ia pucat pasi, sesampainya di posko, ia menangis.

Cerita Horor 4
Malam terakhir KKN, sebulan penuh saya tidak pernah merasakan keganjilan apapun di posko, namun malam itu, malam terakhir kami disana, kami habiskan waktu sampai malam di ruang tamu. Saya duduk serong menghadap jendela dan teman-teman di depan saya. Tetiba saya melihat ada yang bergerak-gerak di sana, saya tidak bercerita ke siapapun, saya menunduk. Saya yakin apa yang saya lihat. Tidak berani berlama-lama, saya pindah posisi, duduk diantara dua teman lelaki saya, saya merasa sediki lebih baik.

Namun, dua teman saya yang duduk di dekat jendela saling berbisik satu sama lain, merasakan keganjilan, kami memutuskan untuk tidur. Esok paginya dua teman yang berbisik-bisik sehingga membuat acara malam terakhir kami bubar mulai menceritakan apa yang terjadi semalam. Dan itu persis seperti yang saya lihat.


Kami (yang melihat) memastikan bahwa ada yang bergerak-gerak di luar jendela, setelah dipastikan, kami melihat ada beberapa handuk yang menggantung di luar jendela, namun hanya satu handuk yang bergerak-gerak kencang tidak wajar, kami yakin sekali. Ini hari terakhir, ada apa ini? Seperti sebuah peringatan atau salam perpisahan? 

Sekian.

***

Cerita tersebut adalah pengalaman penulis dan cerita teman serta temannya teman. Percaya atau tidak, saya cuma mau nulis aja :D
Read more →

Monday, October 28, 2013

Hormon Testoteron

,
Katanya kemaren hari blogger nasional ya? Kalo begitu happy belated birthday all bloggers! Let’s celebrate with writing! Sulit untuk menceritakan bagaimana awal mula saya mulai menulis di dunia persilatan ini, bukan sulit, hanya saja tidak mau mengungkit haha. Justru dari awal mula itu, saya jadi gemar menceritakan hal-hal yang yaahh.. sebenarnya kalau tidak diceritakan ya tidak apa-apa.

Menulis di sini, seperti meluapkan ekspresi, saya hanya merasa saya menulis karena saya ingin menulis. Jadi tulisan ini saya tulis sendiri, saya post sendiri, saya baca sendiri. Dan suka geli buat baca tulisan sendiri di blog ini, karena gaya bahasanya masih belepotan.

Tidak terlalu banyak orang yang berkomentar, tapi ada saja yang merequest saya untuk menulis dengan seperti ini dan itu, atau tulisan saya terlalu ini dan itu. Lagi-lagi, saya menulis karena saya ingin menulis apa yang saya tulis. Mestinya ga boleh gitu ya, mungkin aja suatu hari ini nanti saya jadi penulis professional semacam Trinity Traveler, Ardi Wilda, Soleh Solihun, atau Raditya Dika, di-aamiin-kan saja.

Tapi ada satu teman, entah teman apa ini, seperti teman pena (dan kita bertemu di dunia per-pena-an), tapi sebenarnya tidak. Karena intensitas pertemuan kami lebih banyak di dunia maya daripada dunia nyata. Kalo ketemu di dunia nyata jadi kalem, tapi kalo di dunia maya jadi brutal. Kalau begitu, mari kita sebut ‘teman pena’.

Teman pena saya ini hobi sekali menggombal, mungkin akibat kejombloan akut yang dialaminya. Dan saya merasa dia adalah satu-satunya yang benar-benar mengikuti blog saya ini, membaca satu-satu, lalu menggombalinya satu persatu. Cmiiw kalo kamu baca. Kehadiran beliau sebagai teman pena cukup membantu, seringkali memotivasi saya untuk terus menulis disini, dan menerima segala tulisan saya tanpa kritik. Karena memang dia hanya bisa menggombal.

Suatu ketika kami melakukan sparing menulis dengan durasi dan minimal kata, ah seru sekali, pertama kalinya saya melakukan itu. Menulis di blog jadi seperti candu, bikin ketagihan. Teman pena saya pun berkata begitu, ketika ia memulai gombalannya.

“Aku lebih suka tulisanmu.”

Bagimana bisa?

“Pertama aku membaca, kemudian aku menganalisa. Setelah itu rangsangan dikirim ke otak memicu hormon dopamine, sereton dan testoteron.”

FYI, Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil  utama testosteron adalah testis pada jantan dan indung telur (ovari) pada betina, Hormon ini merupakan hormon seks jantan utama dan merupakan steroid anabolik. Baik pada jantan maupun betina, testoren memegang peranan penting bagi kesehatan. Fungsinya antara lain adalah meningkatkan libido, energi, fungsi imun, dan perlindungan ada terhadap osteoporosis. Wikipedia.

Apa? Rangsangan? Testoteron? Kamu pikir aku nulis bokep? Kenapa sampe testoteron? Haha :D

“Tulisanmu emang gak jauh beda sama bokep sin.. hahaha..”


Thanks anyway, berkat si teman pena ini saya mulai berfikir untuk menulis cerita dewasa. 
Read more →

Saturday, October 26, 2013

I WISH

,
Saya sedang tugas akhir, dan itu malas sekali. Tapi pagi itu, saya sampaikan pada ibu sedang apa saya di tugas akhir ini, tema apa yang saya ambil. Betapa kagetnya beliau karena tahu bahwa ayah pernah belajar dan mengajar tentang itu. Ibu menutup telepon lalu tak lama menelepon lagi, ia katakan bahwa ia menemukan beberapa catatan terkait tema yang saya ambil di lemari buku ayah yang tak pernah dibongkar. Ibu senang sekali. Saya bisa merasakannya. Getaran itu.

Berkebalikan dengan ibu saat itu, saya hanya diam menundukkan kepala. Hari itu saya terus mengulang-ulang kata “seandainya.. seandainya.. seandainya..” Oh Tuhan, aku pusing sekali memikirkan kata itu. Mungkin tidak akan sampai seperti kehilangan arah seperti ini. Mungkin akan jauh lebih mudah saat itu di waktu yang sekarang ini.

Entah siapa yang memulai, katanya “Motovasi datang dari diri sendiri”, tapi saya benar-benar rindu sosok itu ada untuk menampar diri saya yang lack of motivation ini.

I really wish you were here.

Sambil menulis, tetiba ada pesan masuk “do it as a gift buat mama”

Ayo, jaga semangat dan usir malas! Dan baca doa anti malas :)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam berdoa:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ، وَالعَجْزِ وَالكَسَلِ، وَالجُبْنِ وَالبُخْلِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, tindihan hutang dan penindasan orang.” (HR. Bukhari no. 6369)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam berdoa:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ وَالكَسَلِ، وَالجُبْنِ وَالهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan usia pikun, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan (tertipu oleh keindahan dunia) dan fitnah kematian (mati dengan cara yang buruk, suul khatimah) dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur.” (HR. Bukhari no. 2823 dan Muslim no. 2706)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam biasa membaca doa perlindungan dengan membaca:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ البُخْلِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari kepengecutan, aku berlindung kepada-Mu dari usia pikun dan aku berlindung kepada-Mu dari kekikiran.” (HR. Bukhari no. 6371)

Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam berdoa:
«اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْبُخْلِ، وَالْهَرَمِ، وَعَذَابِ الْقَبْرِ، اللهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, usia pikun dan azab kubur.
Ya Allah, berilah jiwaku ketakwaan, sucikanlah jiwaku karena Engkau adalah sebaik-baik yang mensucikan jiwa. Engkaulah Yang mengurus dan mendidik jiwa.

Ya Allah berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, hawa nafsu yang tak pernah puas dan doa yang tidak dikabulkan.”(HR. Muslim no. 2722 dan Ahmad no. 19308)
Read more →

Monday, October 21, 2013

Konsep Bahagia

,
Tadi siang, saat makan siang, saya dan otim menghabiskan waktu siang bersama untuk melahap makan siang. Di tempat itu, semilir angin panas berhembus menerpa wajah kami berdua. Kami membicarakan banyak hal, kami membicarakan cita-cita kami, sampai “Aku mau membahagiakan ibu” Ujar Otim.

Saya menimpali dengan cukup serius “Bahagia seperti apa? Nanti kamu kerja, kamu sibuk, justru waktu dengan ibumu akan semakin berkurang? Bahagiakah ibumu?”

Otim berpikir sejenak lalu mengatakan “Bahagia berarti tidak ada kekhawatiran yang ditunjukkan oleh raut wajah ibu”

Boleh saya katakan kalau setiap orang punya konsep bahagianya masing-masing. Teman SMA saya, saat ujian akhir menjelang ia berusaha belajar keras mencoba memanfaatkan setiap waktu senggang untuk latihan soal, sampai ketika sang ibu meminta sesuatu anak ini tidak dapat memenuhi permintaan ibunya, dan ibunya mulai menggertak “Umi gak butuh anak pinter, umi mau anak umi nurut sama umi”. Konsep bahagia ibunya adalah sang anak menuruti ibunya.

Ibu saya sendiri merasa bahagia jika nilai-nilai saya menjulang, seperti ada rasa kepuasan di dalam hati yang membuncah. Saya ingat ketika di semester tiga saya mengalami keterpurukan, Indeks Prestasi tidak mencapai tiga, mendekati angka satu malah. Saat itu, saya langsung menghubungi ibu dengan nada memelas dan berharap dikasihani. Malang nian, ibu berkata “Kok bisa? Kan sudah difasilitasi segala macem..” Ah, hati mana tidak teriris, baru hitungan minggu saya mendapat kiriman laptop, setelah sebelumnya bergulat dengan komputer tua yang sering mendadak mati. Alhamdulillah, dari tiga mata kuliah berhurufkan D, saya berhasil memperbaiki dua diantaranya, satu karna nasib tugas saya yang hilang berhasil ditemukan, dan satu lagi karna saya berhasil menggugat karna salah input nilai. Ibu sedikit menyunggingkan senyumnya, IP saya menjadi nyaris tiga.

Ibnu lain lagi, konsep bahagia ibu dan keluarganya bukan pada nilai-nilai yang ada di dunia perkuliahan. Ibnu juga pernah mengalami masa-masa terpuruknya saat IP nya mendapat predikat nasakom (semoga tidak ada yang mengenalmu, nu), Ibnu sampai bersujud dihadapan sang ibu “Maafin aa, IP aa cuma segini, Ma.” Ibunya malah berkata “Gapapa, yang penting aa sehat.” Baru-baru ini Ibnu malah disuruh cepet nikah, sang ibu ingin segera menimang bayi katanya. Konsep bahagia ibunya Ibnu adalah Ibnu segera menikah dan punya anak.

Saya ingin membuat konsep bahagia saya sendiri, saya ingin membuat saya mengerjakan apa yang saya suka sehingga membuat orang-orang disekitar saya bergerumul merasakan yang saya kebahagiaan yang saya rasakan.


Seperti membuat tulisan di blog ini.
Read more →

Sunday, October 6, 2013

Mama Minta Duit

,
Hari ibu belum dekat, ulang tahun ibu pun begitu. Tapi saat ini saya memikirkan nama itu. Kenapa baru satu kalimat sudah mellow begini?

Saya pernah membuat ibu menangis. Tidak ingat berapa kali. Tapi cerita yang paling saya ingat adalah cerita sekitar empat tahunan yang lalu ketika saya masih di Jatinangor. Saat itu, pertama kalinya saya berada jauh dari ibu, dan saya anti ngutang.

Seperti biasanya, hari-hari saya dibantu oleh keuangan bulanan yang harus saya kelola sendiri tanpa bantuan siapapun, kecuali bantuan ibu yang selalu menyalurkannya setiap bulan. Masalah pun terjadi karena saat itu saya tidak bisa memanage uang dengan baik, alhasil saya tidak bisa menabung, uang bulanan selalu ‘pas’ habis di akhir bulan.

Masalah datang saat ibu telat sehari mengirimkan uang bulanan, saya uring-uringan di kamar, lebih tepatnya saya kehausan. Di kos tidak ada orang, saya bingung mau minta minum ke mana, saya haus. Saya sudah mengingatkan ibu untuk mengirimi hari itu, saya pikir dengan segera ibu akan mengirimkan. Siang harinya, segera saya pergi ke ATM yang berada di dalam mall yang letaknya sekitar 30 meter dari kos, dengan harapan setelah dikirimi uang, saya bisa langsung sekalian membeli minum.

Berkali-kali saya berkeliling mall lalu mengecek ATM, berkeliling lagi lalu mengecek ATM lagi, begitu seterusnya. Tapi kiriman tak kunjung datang, saya memutuskan berkeliling sekali lagi dan mengecek ATM sekali lagi, tetap saja sisa saldo tidak bisa diambil. Saya semakin kehausan, dehidrasi, saya tidak kuat, saya lemas. Akhirnya saya putuskan untuk menelpon ibu.

“Ma, udah dikirim?”
“Belum, nak. Mama lagi riweuh, nanti ya.”
“Ma, aku haus.. Dari tadi pagi belum minum..”
 “Ya ampun, kenapa ga minta temen dulu?
“Ga ada orang di kos..”
Sektika ibu menangis “Kenapa ga bilang? Mama kirim sekarang ya. Tunggu, mama lari ke ATM.”
“Makasi ma, (maaf).”


Semenjak saat itu, setiap saya haus dan lapar, saya tidak segan untuk ngutang dulu.
Read more →

Thursday, October 3, 2013

ALAY

,
ALAY adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di Indonesia. "Alay" merupakan singkatan dari "anak layangan" atau "anak lebay". Istilah ini merupakan stereotip yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan. Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan (lebay) dan selalu berusaha menarik perhatian. Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup.  Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, atau menyingkat secara berlebihan. Dalam gaya bicara, mereka berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan.

Akhir-akhir ini saya sering dibilang “alay” oleh seorang adik kecil dan jika benar definisi alay Wikipedia adalah seperti itu, maka saya termasuk didalamnya, dulu, mungkin sekarang masih.

Saya bukan termasuk anak yang aktif di jurusan, dan saya yakin banyak dosen yang tidak tahu saya, atau mungkin cuma tau wajah saja, atau mungkin tidak tahu sama sekali. Ah saya jadi ingat masa lalu, ketika kakak pertama saya yang pernah berada satu kampus dengan saya datang berkunjung ke kampus, dan dilihatnya tidak ada dosen yang ia kenal, seketika ia menghubungi salah satu dosen yang dianggapnya dekat. Berikut percakapannya, dengan revisi.
Kakak: “Bos, saya lagi di kampus. Adik saya kuliah disini juga”
Dosen: “Saya lagi sakit mata, ga bisa ke kampus. Oh, adik kamu yang sepatunya jelek itu ya?”

What the?! Saya ingat waktu itu saya sedang ujian semester, saya duduk, lalu dosen itu datang menghampiri dan berkata “Sepatumu jelek amat, ngambil dimana?” Saya berahasil untuk tidak berontak. Takut dilempar sepatu.

Style saya saat itu: kemeja, jeans, dan sepatu converse. Cukup oke, kan?
Saya sungguh menghayati kenikmatan bersepatu seperti itu, semakin lama sepatu dipakai, semakin nyaman pula saya menikmatinya. Ibu pun jauh sebelumnya pernah mengeluhkan sepatu converse saya yang sudah dijahit berkali-kali, malu katanya. Saya cuek aja.

Lain waktu, saat saya rasa ke-alay-an saya sudah berkurang - sepatu sudah lebih baik, dan style berpakaian sudah lebih keibuan -  saya mencoba peruntuan lain, ketika itu ada seleksi workhop internasional di luar negeri yang cukup bergengsi di kalangan teknik. Ada empat tahap, dua tahap pertama saya merasa biasa aja. Loncat ke tahap empat, saat itu sudah siang hari terik, tapi dosen penguji tersenyum sumringah karena saya dinyatakan berhasil membuat joke yang entah saya lupa “Dari tadi ga ada peserta yang kaya kamu” katanya. Saya pun ikut senang.

Mundur ke tahap tiga, dosen yang menyeleksi adalah dosen saya sendiri, karena saya termasuk mahasiswa yang sangat biasa, saya yakin dosen ini tidak mengenal saya, tapi keadaan berkata lain setelah saya mengenalkan nama…

Dosen saya bilang “Ooh, kamu yang sintamooo sintamooo itu ya?”
Apa mungkin dosen ini membaca blog saya yang dulu ada tagline “Sintamooo Berguling, never ending guling-guling”?
“Bukan pak! Saya sinta irawati” tegas saya.
Dosen menanggapi “iya, kamu sintamoo itu kan? Kamu pernah ngirim email ke saya pake saphiemooo!”
Saya shock!  [aakk tidaaak!!] “Ah bapak, itu kan dulu email saya masih alay. Sekarang udah enggak kok, Pak” sembari menaikkan alis.
Lalu dosen menjawab lagi “iya, email kamu udah gak alay. Tapi kamu nya yang alay.”


Baiklah, saya tidak lolos seleksinya.
Read more →

"Ibu, aku sudah dewasa"

,
Gusi bagian belakang saya sakit: cenat-cenut-cenat-cenut. Seketika saya ingat pengalaman teman-teman yang sudah mulai tumbuh gigi dewasanya, nyeri katanya. Dan saya pun senang bukan main saat saya tahu kalau akhirnya gigi terakhir saya akan tumbuh. Tak sabar saya ingin mengabari ibu kalau saya sudah dewasa karena tumbuhnya gigi.

Saya nikmati setiap detik cenat-cenutnya dengan lidah saya. Sampai beberapa jam kemudian saya sadar, saya buka lebar-lebar mulut ini, saya lihat bagian dalam mulut saya dengan cermin, saya amati baik-baik. Ah, ternyata sariawan.

Ibu, aku tidak jadi dewasa..
Read more →

Tuesday, October 1, 2013

Teknik Industri Undip Zeronine

,

Here, in this lovely blog, zeronine
Read more →

Monday, September 30, 2013

Asing Berdaya

,
Sumber Gambar


Beberapa pekan yang lalu, saat Hari Tani digemakan, ada kabar buruk yang justru melukai hati para petani, atau mungkin para petani justru senang karena mereka akhirnya bisa melakukan kegiatan pertanian dengan harapan lebih menjanjikan?! Tapi yang pasti kabar buruk itu pasti melukai hati warga Negara Indonesia yang sedih setiap segala sesuatu yang ada didalamnya, nyatanya bukan milik Indonesia.

How come, kita tinggal di Negara yang lahannya bukan punya kita?

Cerita itu datang saat saya melihat artikel di liputan6.com, salah satu lahan pertanian di Jawa Barat akhirnya terbeli oleh Cina dan Malaysia, tujuan mereka sebenarnya sangat mulia, karena ingin memenuhi kebutuhan pangan dunia, dan kemuliannya bertambah lagi karena bisa memperkerjakan rakyat Indonesia. Tapi apakah harus seperti ini caranya?
Kelompok agribisnis China-Malaysia tengah berupaya membangun lahan persawahan dan proyek pengolahan terpadu pada November mendatang di Indonesia. Dengan dana investasi US$ 2 miliar (Rp 20,3 triliun), perusahaan China ini berharap bisa memasuki pasar berkembang di tanah air sekaligus memenuhi pasokan beras domestik.

Proyek di Indonesia akan menjadi usaha patungan Wufeng yang pertama dan diharapkan dapat memenuhi pasar luar negeri. Direktur Amarak Saadiah Osman mengatakan, usaha patungannya tersebut akan menyediakan modal untuk menggarap lebih dari satu juta hektare lahan persawahan di Indonesia.

Perusahaan asing terkenal lain yang telah berhasil bertahun-tahun menduduki Indonesia adalah PT. Freeport, menambang emas bertahun-tahun, tapi justru tidak membuat manusia di sekitar perusahaan tersebut menjadi lebih kaya. Masyarakat di sekitar kawasan Freeport justru hanya menjadi penonton di wilayahnya yang terkesan “dijajah”. Info dari inilah.com menjelaskan bahwa 90% minyak dan gas bumi Indonesia telah dikuasai asing. Hatchim!

Lain cerita, teman saat ini sedang di berada Kepulauan Riau, salah satu pulau terindah di Indonesia, keindahan ini justru diceritakan dengan banyaknya asing yang memberdayakan lahan-lahan di sana untuk dijadikan resort, dan salah satu resortnya adalah resort terbaik di Indonesia. Bahkan ada salah satu pulau yang katanya di “sewa” kan, disewakan bertahun-tahun tidak tahu sampai tahun kapan. Ingat perkebunan yang tempo hari terbakar dan asapnya sampai ke Negara tetangga? Tahu perkebunan itu punya siapa? Punya tetangga kita sendiri.

Lebih jauh lagi, coba kita introspeksi diri, apa yang menyebabkan kekayaan alam ini jusru dengan mudahnya dimanfaatkan orang-orang yang tidak semestinya, bukan orang Indonesia. 
- Kita belum bisa memanfaatkan dengan baik SDA yang ada
- Kita terlalu mudah tergiur dengan pundi-pundi uang yang ditawarkan
- Kita terlalu asik berdiam diri dan menonton
- Kita terlalu mudah di-lobby

Alhamdulillahnya, semakin banyak yang sadar atas keberadaan orang asing ini, sejumlah orang Indonesia sedang gencar-gencarnya membuat program Indonesia Berdaya, semacam sedekah rombongan untuk menyelamatkan asset negara dari tangan asing, sehingga Indonesia dapat sepenuhnya memiliki kepemilikan Indonesia-nya.

Semoga kita tidak (seperti) menumpang di negeri sendiri.
Read more →