Friday, December 6, 2013

Personal Branding a.k.a Pencitraan

,

Pencitraan
pen.cit.ra.an
(1) Sebuah usaha untuk menonjolkan citra terbaik di mata publik; (2) Usaha pembuktian keeksisan; (3) Menunjukkan apa yang dirasakan secara sangat berlebihan hingga tidak sesuai lagi.

Fakta

1.    Pencitraan awalnya adalah istilah yang digunakan bagi para politisi yang tiba-tiba jadi banyak berbuat amal menjelang pemilu. Hal ini digunakan untuk memperbaiki citra mereka di mata publik.
2.    Pencitraan mulai bergeser makna ketika social media seperti Facebook, Twitter, dan Foursquare mulai merajalela di Indonesia. Untuk pertama kalinya, user bisa memamerkan apa yang mereka rasakan/sedang makan/sedang lihat/sedang dipikirkan kepada banyak orang sekaligus.
3.    Pencitraan model baru ini semakin merajalela dengan semakin merajalelanya ponsel-ponsel yang bisa internetan di Indonesia. Ponsel-ponsel ini memungkinkan semua orang untuk update status dimanapun kapanpun tanpa perlu menunggu pulang ke rumah atau pergi ke warnet.
4.    Hal-hal yang paling banyak digunakan untuk pencitraan: Makanan, event, konser band, tempat, dan kegalauan.

Saya teringat ketika beberapa waktu lalu melakukan kunjungan ke Bandung untuk sekedar mendatangi undangan pernikahan seorang teman. Salah satu dari kami ingin meng-update status ke media sosial beserta lokasi saat itu kami berada. Yang pasti biar ada tulisan “in Bandung” begituh. Ternyata oh ternyata, sang telepon pintar tidak cukup pintar untuk meng-update keberadaannya. Saat ter-publish, lokasi disana malah tertulis “in Bekasi”, jadilah ia menghapus status nya dan akan melajutkan update statusnya saat tiba di Bekasi sambil menulis “habis dari Bandung”. It's such a funny thing, lol.

Atau saat pejabat tingkat atas negeri ini yang membuat sebuah iklan dengan tujuan membangun persepsi masyarakat, semua artis di iklan tersebut menyatakan anti korupsi dengan gagahnya. Pada kenyataannya satu per satu artisnya mulai memenuhi panggilan komisi pemberantasan korupsi. Ampuni kami, Tuhan..

Orang-orang banyak pula yang suka men-share masalah pribadinya untuk kemudian mendapat simpati orang lain atau memang dia hobi bercerita, entahlah. Ada quote dari Lou Holtz yang mungkin bisa direnungi para pemuda-pemudi yang hobi share perasaan di media sosial "Never tell your problems to anyone... 20% don't care and the other 80% are glad you have them."

Atau tentang peningkatan karir yang sudah dicapai seseorang saat sudah melakukan sesuatu? Tak apalah, menunjukkan kepuasan :)

Jadi ada apa dengan personal branding?
Personal branding baik kalo kita tahu batasannya (wise banget). Tapi lebih asik kalo orang lain mengenal kita apa adanya sebagai diri kita sendiri. “Aku tau kamu sampe jelek-jeleknya kamu, tapi aku suka temenan sama kamu.” Walaupun nunjukin diri sendiri lebih enak, ngaku gak ngaku, semua orang pasti melakukan personal branding, it should be, brow! Apalagi kalo ketemu calon mertua, eh.

Kalo kelebihan personal branding? Di muka umum terlihat elegan dan baik-baik sekali, tapi setelah ditelusuri ternyata banyak banget hal yang tidak sesuai, ga asik. Tapi dunia akan hampa tanpa manusia-manusia macam ini, semuanya datar. Don’t make your life flat as Chitato said “Life is never flat”. Terimakasih buat yang sudah mewarnai dunia ini dan dunia saya.

Sebenarnya sih tergantung persepsi kita gimana ngeliat orang-orang yang melakukan personal branding, whether it is good or not. Jutaan manusia bisa bikin jutaan persepsi. Tapi karena tadi saya lagi sensi, jadi yang begini juga bisa dijadiin bahan tulisan.

Keep your attitude is needed and important. But do it because you respect others and especially you respect yourself. Not because you need a 'recognition' and 'acceptance' of others. Don't be over personal branding!

For all. With Love. Peace, Love, and Gaul.

0 comments to “Personal Branding a.k.a Pencitraan”