Thursday, July 28, 2011

Bule ooh Bulee..

,
Mengenai perjalanan kaki panjang hari ini, saya mendapatkan pengetahuan lebih mengenai seperti apa si kebudayaan Indonesia, seberapa menariknya tempat-tempat wisata yang mayoritas dikunjungi turis lokal maupun internasional, dimana letak menariknya? We’ll see.



Tidak biasanya saya berkunjung ke musem, ya tadi saya ke museum monumen nasional di deket monumen nasional tentunya, hanya dengan membayar Rp 5.000 saya bisa melihat seluruh isi gedung yang penuh dengan bebatuan, kain, perahu, iptek, dan lain-lain yang ada di jaman baheula.

Ada juga segerombolan, lebih tepatnya segudang bukan bukan tapi segedung anak-anak es de yang masih imut, kebayang ramenya kaya apa. Pas saya lagi jalan ke bagian geografisnya negara ini, ada sekumpulan bocah lagi ngerubungin bule, entah ngapaian, pokonya mereka bawa kertas terus ngelilingin si bule, minta tanda tangan gitu? Hadeuh. Terus abis selesai ngelilingin bule, si bocah loncat-loncat, terus bilang ke temennya ‘yuk, kita cari bule lagi’.  Sekalian aja bulenya dimuseumin.

Lanjut lagi ke bagian iptek, saya di lantai dua dan bocah-bocah di lantai tiga, saya ngedenger mereka teriak-teriak heboh ga jelas, pas saya nanya ke temen apa yang mereka teriakin temen saya ikut-ikutan teriak ‘ada turiiis, addaaa tuurriiiissss’.  Ya ampun, terus saya ngeliat sekitar tiga bule berlari-lari kecil masuk ke lift dijagain satpam, ampun deh!

Kejadian kaya gini bukan pertama kali saya liat dan denger. Di tempat-tempat wisata yang banyak turis lokal n internasionalnya itu yang banyak kejadian kaya gitu. Di Jogja misalnya, orang-orang lebih interest buat foto-foto sama bule daripada sama candinya, saking si bule pegel orang-orang minta foto terus, si bule bilang “kenapa kamu gak foto sama candinya, ini lebih menarik daripada saya” heihoooo,  saya juga waktu muda dulu juga gitu kali ya, pas ada bule ngeliraklirik pengen deketin. Hihii, lucu ajaa -lol-
Read more →

Organisasi vs Study Oriented

,
‎"High GPA will get you to job interview, but High Leadership will get you to bright future"
Anies Baswedan


Memasuki dunia perkuliahan merupakan suatu kesempatan yang langka, jangan salah, karena hanya 3,4 persen yang bisa menyelesaikan pendidikan tinggi dan hanya 9 persen orang Indonesia yang bisa masuk bangku kuliah. Angka ini sungguh menyesakkan dada. Dari sekitar 250 juta rakyat Indonesia, 3,4 persennya adalah 8,5 juta dan 9 persennya adalah 22,5 juta. Faktor keuangan menghambat temen-teman kita tidak dapat mengenyam dunia pendidikan. Namun, jangan karena fenomena mahalnya biaya pendidikan menjadikan kita menjadi seorang yang study oriented dengan target lulus cepat dan IPK tinggi tanpa memikirkan faktor lain. Kesempatan yang kita dapatkan untuk mengenyam dunia pendidikan di tingkat maha ini sebaiknya tidak disia-siakan, gunakan kesempatan ini untuk menjadi mahasiswa yang berbeda.


IPK tinggi hanyalah gerbang memasuki dunia kerja, namun sesungguhnya yang terpenting adalah bagaimana menjadikan diri kita sebagai lulusan yang COMPLETE sesuai dengan visi Universitas Diponegoro, yaitu Communicator, Professional, Leader, Educator, Thinker dan Entreprenuer. Kapabilitas COMPLETE yang mayoritas berisikan soft skill didapatkan di luar perkuliahan, bagaimana mendapatkannya? Ya, dengan mengikuti organisasi. Meskipun beberapa mengatakan mengikuti organisasi hanyalah membuang-buang waktu, tenaga, dan membosankan, namun jika kita memikirkan jauh ke depan dampak apa yang diberikan organisasi, pasti sangatlah tidak merugi. Ada banyak organisasi mulai dari tingkat jurusan, fakultas, serta universitas yang dapat mengembangkan potensi diri seperti mahasiswa dapat belajar memanajemen waktu, dapat bersosialisasi dengan baik, belajar bekerja sama dalam tim, melatih diri dalam komunikasi serta leadership.


Masih berminat menjadi mahasiswa study oriented? Think out of the box dan keluar dari zona nyaman, selamat berorganisasi!

Read more →