Wednesday, January 28, 2015

Cerita Kelas Inspirasi Semarang #1

,
Di Kelas Inspirasi, professional datang mengajar selama sehari ke Sekolah Dasar untuk menceritakan profesi nya, dengan harapan anak-anak ini tahu bahwa ada beragam profesi yang bisa mereka pilih sebagai cita-cita dan mereka dapat terinspirasi dan termotivasi dengan cerita relawan. Siapa aja yang bisa menginspirasi? Pastinya yang sudah bekerja secara professional minimal dua tahun, kenapa dua tahun? Karena dua tahun dianggap sudah menguasai bidang kerjanya.

Logo Kelas Inspirasi Semarang

Terus kenapa saya ikutan? Pengecualian untuk panitia, saya yang waktu itu masih berstatus mahasiswa menuju fresh graduate memutuskan untuk ikutan. Alhamdulillah, bisa mengenal orang dari berbagai macam latar belakang yang punya satu tujuan untuk menginspirasi anak-anak. Peran saya di Kelas Inspirasi Semarang adalah ngadimin, maksudnya ngadmin-in social media dan Fasilitator.



Poster Kelas Inspirasi Semarang

Pengalaman berharga saat saya mengikuti event ini, sampai merasuk ke dalam hati melewati pembulu darah hingga akhirnya membuat bulu kuduk merinding memikirkan betapa beruntungnya masa kanak-kanak saya. Dari cerita relawan yang sudah pernah mengajar, banyak sekali adik-adik di sekolah dasar (terutama yang berada di pelosok atau pinggiran) tidak mengetahui  dunia luar. Mas Dika saat masuk kelas memakai baju wearpack dan melemparkan pertanyaan ‘Ada yang tahu profesi Bapak apaa?’, diantara anak-anak tersebut ada yang menjawab Tukang Sampah karena baju yang Mas Dika pakai sama seperti yang ayahnya pakai, dan itu terjadi di Jakarta. Lain lagi yang diceritakan Mas Bayu yang profesinya arsitek, Mas Bayu menjelaskan kalau profesinya adalah membangun rumah atau gedung-gedung, tapi anak-anak menyebutnya sebagai ‘Oo, bapak kuli bangunan ya?’ Ya begitu kondisinya, karena pekerjaan orangtua mereka tidak jauh dari itu.

Ada tiga event besar di Kelas Inspirasi, pertama Hari Briefing, hari dimana seluruh relawan yang lolos seleksi saat recruitment dikumpulkan, dikelompokkan berdasarkan kelompok dan sekolahnya masing-masing, di sana dihadirkan juga kepala sekolah, alumni pengajar muda, dan perwakilan dari Kelas Inspirasi untuk saling sharing dan menjelaskan teknis pengajaran saat berhadapan dengan anak-anak.

Kedua adalah Hari Inspirasi, inilah puncak dari Kelas Inspirasi, relawan pengajar ambil bagian dalam mengajar dan menginspirasi anak-anak melalui profesi mereka, dokumentator mendokumentasikan momen-momennya, sedangkan fasilitator jadi tukang pencet bel sewaktu rotasi dan ngabisin makanan di kantor kepala sekolah hehe.

Ketiga Hari Refleksi, tidak sedikit menganggap refleksi adalah hari pijit-pijit, tapi bukan itu, di Hari Refleksi relawan dan kepala sekolah kembali dikumpulkan untuk sekedar sharing bagaimana kondisi Hari Inspirasi yang telah dilalui dan sharing keadaan sekolah. Disini mungkin atas tercetus ide-ide baru dari relawan untuk membuat suatu project.

Hari Briefing
Hari Refleksi
***
Di Sekolah Dasar tempat saya menjadi fasilitastor adalah salah satu  SD swasta yang berada di daerah Tanjung Mas, Semarang Utara, dekat dengan pelabuhan, kalau cuaca sedang terik, panasnya akan merasuk sampai ke ubun-ubun, banjir seringkali terjadi karena rob atau hujan deras, selain akses menuju ke sekolah yang banjir, kelas pun ikut tergenang oleh air. Oleh karena itu, tak heran jika lorong di sekitar area kelas lebih tinggi dari sekitarnya, pihak sekolah sering meninggikan agar air tidak masuk kelas.

Jumlah anak-anak tiap kelasnya sangat sedikit, berbeda jauh dengan saya saat SD dulu yang sekelas hampir 60 orang ditambah tiap kelas ada dua rombel, jadi satu angkatan bisa lebih dari 100 orang. Di SD itu, untuk kelas 1 hanya berisi 6 orang, di kelas 6 jumlah muridnya 20-an.

Kepala Sekolah SD tersebut adalah lulusan Strata 2, sempat menjadi kepala sekolah di sekolah swasta yang jauh lebih baik kondisinya, hingga akhirnya ia diminta menjadi kepala sekolah di tempatnya sekarang dengan harapan dapat mengubah kondisi sekolah seperti sekolah swasta yang sebelumnya ia pegang. Sempat terbesit untuk mengundurkan diri dari kepala sekolah, tapi ia urungkan karena niatnya tulus ingin membangun sekolah tersebut.
***

Hari Inspirasi

Hari Inspirasi

Hari Inspirasi

Lagi-lagi niat yang menyatukan kita: menginspirasi anak-anak. Relawan di kelompok saya terdiri 8 pengajar yang terdiri dari latar belakang profesi dan 4 dokumentator. Seperti bukan orang lain atau seperti bukan orang yang baru bertemu, ketika bertemu rasa canggung hilang sudah. Jauh hari fasilitator dan relawan survey sekolah, melihat bagaimana kondisi sekolah dan membuat konsep untuk Hari Inspirasi. Relawan ini merelakan waktunya dengan senang hati untuk bertemu dan menginspirasi anak-anak, membuat mereka bermimpi dan menghayal masa depan. Sebenarnya saya tidak tahu pasti apa yang terjadi dengan relawan dan anak-anak saat di kelas, relawan pengajar yang pastinya lebih tahu dan punya cerita beragam atas keluguan anak-anak ini.

Di akhir Hari Inspirasi, relawan sudah mempersiapkan balon gas yang dituliskan mimpi anak-anak, terlihat eufora terpancar dari anak-anak, guru, dan relawan. Ah senang sekali rasanya, jika masanya telah tiba, saya akan berada di posisi itu, berdiri di depan kelas, menceritakan pengalaman saya ke adik-adik lucu ini bahwa bumi ini amat luas, mereka bisa memilih menjadi apapun selama itu bisa bermanfaat bagi mereka dan orang-orang di sekitar mereka dengan terus belajar, jangan sampai sekolah mereka terhenti.

Kelas Banjir

Yang paling ngangenin adalah saat kami berkunjung ke sekolah beberapa bulan setelah Hari Inspirasi, sayangnya akses ke sekolah banjir dan kelas pun ikut banjir. Tapi tidak menyurutkan niat kami ke sana, anak-anak masih hapal betul nama-nama relawan, bahkan meminta kami untuk stay mengajar disana.

Hari Inspirasi


More information about Kelas Inspirasi Semarang, visit


***
Kelas Inspirasi 
"Bangun Mimpi Anak Indonesia..."

Mari berbagi cerita yang dapat menumbuhkan cita. Jejak langkah profesimu sebagai awalnya. 
Sudah saatnya para profesional turut mengambil peran dalam pendidikan anak bangsa.
***

1 comments:

  • August 1, 2015 at 6:38 AM

    Toppp

    delete