Wednesday, April 30, 2014

Kancut iluminati

,
Kali ini saya memberikan oleh-oleh sepulangnya saya dari Gramedia, sebuah sampul belakang sebuah buku bertajuk iluminati di Arab, saya post di whatsapp untuk Oddie. Mungkin setelah ini dia akan bilang “Disamarinlah ta namanya, kan malu kancut-kancut gitu. Jadi Mr. X, kek!” Baiklah..


Ini dia tanggapan Mr. X terhadap sampul belakang iluminati, yang biasanya dikaitkan dengan piramid dan mata satu.


Apakah kancut yang selama ini kita pakai bagian dari iluminati?
Salam kancut!
Read more →

Mom Knows How To Use Technology

,

Ibu lahir di tahun 60-an, kala itu, teknologi canggih dan modern hanyalah televisi hitam putih, kalopun ingin menonton harus berdesakkan bersama penonton lain di kecamatan. Saat mulai mengenal keyboard, ibu menggunakan sebelas jari untuk mengetik, maksudnya dengan telunjuk tangan kanan dan telunjuk tangan kiri (walopun yang nulis blog juga begitu).

Perkembangan teknologi tidak mempersurut keinginan wanita usia 50 tahunan ini untuk turut berpartisipasi, ia punya handphone yang selalu lebih canggih dari punya saya, hadiah dari kakak-kakak saya. Apadaya, teknologi tidak berada di tangan orang yang tepat, untungnya sekarang tidak hanya untuk telepon, sms, dan foto, tapi juga bisa whatsapp. 

Dan kakak baru saja membuat sebuah grup keluarga, setelah sebelumnya ada grup anak (tidak dimasukkan ke dalam grup anak, dikhawatirkan tidak mengerti arah pembicaraan, karena itu dibuatlah grup baru). Dimulai saat, ibu selalu menghubungi satu-satu anaknya untuk mengabarkan keberadaan atau sedang apa dirinya, lalu kakak membuat grup dan “mama kalo mau ngasih kabar ke semua disini aja”, mama bingung ini apa dan bagaimana cara kerjanya, hingga bisa menelaah sendiri lalu “Ooo, jadi kalo disini mama sekali ngetik bisa ke semua ya..”
 

Ya begitu.


Lain lagi yang ini, ibu tidak tahu cara menggunakan facebook, walopun sudah pernah dibuatkan. Tapi ibu punya e-mail dan tahu cara menggunakannya. E-mail pertama yang saya dapat dari ibu adalah sebuah pertanyaan yang tidak harus dikirim via e-mail, dikirim dua tahun yang lalu, dan pesannya di taruh di 'Subject'.


At least, walopun udah setengah abad, doi masih giat buat belajar teknologi ;)
Read more →

Saturday, April 19, 2014

Kacang Pocong Tembalang Bahagia

,
Ada empat kata di judul yang saya buat.
 Kacang: sebutan untuk biji yang berukuran relatif lebih besar dibandingkan serealia dan digunakan sebagai bahan pangan. Pocong: sejenis hantu yang bisa dikatakan seperti lollipop atau guling, bisanya meloncat. Tembalang: sebuah kecamatan di mana beberapa universitas terkumpul berdekatan satu sama lain di sana, terletak di kota Semarang, Jawa Tengah. Bahagia: suatu keadaan yang ditandai dengan kesengangan, kegembiran, kesumringahan atau yang lainnya.

 *kebanyakan di kutip dari google.

Twitter Kacang_Pocong

Jadi Kacang Pocong Tembalang Bahagia menurut pengertian di atas jika dirangkum akan menjadi: sejenis hantu jadi-jadian menyerupai permen lollipop yang sedang menjual kacang (kacang dalam arti sesungguhnya, bukan kacangnya pocong) beraneka rasa dan menjualnya di area Tembalang (tepatnya di seberang Politeknik Negeri Semarang) dengan raut wajah dan gerak fisik yang menunjukkan kesumringahan, entah bagaimana isi hatinya.

Ini yang kesekian kalinya saya melihat wujud Pocong ini di Tembalang, tapi ini adalah pertama kalinya saya memberanikan diri menunjukkan batang hidung saya di depan pocong ini. “Hai, Mba Kece!”
Langsung ajalah, “Mas, jualan apaan? Boleh foto gak?” tanya saya.
Pocong menjawab “Jualan kacang, mbak. Ada rasa BBQ, rasa ini itu ini itu. Boleh foto kok, Mbaknya suka main twitter ga? Kalo iya mention nanti ya, Mbak. Banyak yang suka ngecengein (menghujat) saya kok disitu”

Wow, strategi marketing macam apa yang di buat Kacang Pocong, asal tahu saja kalo Sang Pocong, sebagai agent kacang sangatlah misterius, berjualan sesuka hati, tak tentu hari.

Waktu itu, pertama kali, saya dan seorang teman wanita yang lebih penakut dari saya melewati jalanan di mana pocong itu berjualan. Hening, sepi, di bawah pohon, dan tidak ada penerangan, hanya meja dan kain putih lollipop. Berkali-kali saya ucapkan “astaghfirullahaladzim” sembari minta perlindungan dari Yang Kuasa, karena saya dan teman saya awalnya sama-sama tidak tahu itu apa, lalu diikuti "Semprul, apaan tuh? Lo liat ga? Apa gw doang yang liat?"

Kesekian kalinya, Pocong mulai berinovasi, kadang menggunakan jubah berwarna pink atau hijau (tak lupa kuncirnya) ditambah lampu berwarna putih. Malah malam ini ketika saya melewatinya, Pocong ini memakai jas berwarna cream dan kacamata hitam, lebih humanis begituh. Tiga kali bolak-balik lewat si Pocong, tiga kali pula pocong ini dadah-dadah manis ke saya, sungguh manis, kutukan yang membahagiakan.

Mungkin suatu saat saya akan menginterview Pocong yang berbahagia ini mengenai kacangnya dan apa motifnya.

***

Oke, pocongnya sudah saya interview, bahkan saya beli kacangnya. Kacang pocong memulai bisnisnya delapan bulan yang lalu (Agustus 2013) dengan menitipkannya ke kafe dan warung, lalu merambah dagangan dengan stand pertamanya di Tembalang sejak tiga bulan yang lalu (Januari 2014). Kacang pocong mulai bergentayangan jam 7pm s/d 10 pm, atau sampai kacangnya habis.

Sejarah singkatnya begini, pocong ini adalah seorang pemuda yang dahulu belum memiliki pekerjaan, hingga akhirnya ada seseorang yang (ia juga lupa siapa itu) memberinya sebongkah kacang, ia goreng, ia bungkus seadanya dengan plastik dan karet, lalu dijualnya kacang itu.

Ia memikirkan bahwa kacang ini akan sukses, maka dari itu ia membutuhkan sebuah branding yang akan membesarkan kacangnya haha. POCONG-lah yang hingga kini menjadi namanya, karena sewaktu belum ada modal ia membungkusnya seperti pocong dengan ikatan diatasnya. 

Beratapkan langit dan berkainkan kafan, pocong memulai harinya sebagai pocong gentayangan, namun justru respon negatif yang didapatkan dari masyarakat, banyak keluhan dateng, histeris tahap akut dan semacamnya. Sampai suatu ketika, ada warga yang melapor ke Pak RW, ia ditegor. Lalu ada lagi yang melapor ke Polisi, ia ditegor lagi. Inovasi demi inovasi dilakukannya supaya diterima masyarakat, mulai dari mengenakan kain pink, kuning, atau hijau, ditambah penerangan berupa emergency lamp, namun keluhan masih saja datang, lengannya harus keliatan katanya, jadilah Pocong Kacang sekarang ini. Karena momen pocong pelangi sudah tidak memungkinkan untuk saya dapatkan lagi dan kebetulan ada yang pernah posting di sini, di sini, dan di sini, (maaf kalo ada customer yang bersangkutan fotonya saya merahin).




Menunya juga ternyata macam-macam: Kacang Goreng Hotsweet BBQ, Mummi Kering, dan Owl Roll. 
Sumber

Kalo ini penampakkan kacang yang saya  beli:
 

Btw, mas nya juga sempet curhat karena melihat plat motor saya "Mbak dari Jakarta ya? Saya juga lho dari Jakarta, dari LA (baca: EL EIY). Tapi besar di Semarang (mungkin Meteseh)" 

Akhirnya, berkat kegigihan pocong muda ini, cabang kedua akan bergentayangan dalam jangka waktu dekat. Congrats, cong!

***

update terbaru: pocong joget-joget, kayanya ada suara musik juga.
Read more →

Monday, April 14, 2014

Flash (back) Disk

,
Hari ini hari lahir kakak saya yang kedua, karena itu akan saya persembahkan sebuah tulisan mengenai flashdisk pemberian kakak saya. Saya tiga bersaudara, selama hidup, saya punya tiga flashdisk (ditambah satu hardisk) yang kesemuanya masih utuh terjaga hingga kini.
  
PLANKTON, TOSHIBA 512 MB. Flashdisk pertama hadiah dari kakak pertama saat sekolah menengah setelah pertama tahun 2006, sesaat setelah beliau lulus kuliah, entah buat apa sebenarnya flashdisk untuk anak SMA, tapi ya seneng aja dikasih. Flashdisk ini cukup tenar dijamannya, karena waktu itu size 512 MB adalah besar adanya buat tuker-tukeran lagu dan film. Pahalamu banyak, nak. Walopun aslinya Plankton jahat. Umurnya habis setelah lima tahun, bukan karena sakit keras, tapi karena patah tulang, termutilasi. Lihat! Colokannya lepas.

Oya, kenapa Plankton? Karena kakak saya sempat menawari flash disk macam, saya requested mau model Sponge Bob yang kepalanya gede. Karena gak kesampean, jadi namanya aja jadi Plankton. Icon flash disk ini pas lagi nyolok juga Plankton, lho.

SPONGE BOB gak pake square pants, KINGSTON 8 GB. Kalo yang ini flashdisk kedua dari kakak kedua, so sweet kan? Diberi di tahun pertama kuliah tahun 2008. Cukup tenar juga, karena sizenya waktu itu lumayan gede, buat ngopi film bergiga-giga, maaf maksudnya buat ngopi file kuliah. Sempat terpisah lebih dari satu semester karena waktu itu dipinjam senior kampus dan saya imigrasi ke kampus lain. Alhasil, pas liburan kuliah baru bisa saya tagih. Lumayan bermanfaat. Semenjak menamai flash disk pertama Plankton, saya memutuskan untuk memberikan nama Sponge Bob family ke generasi penerusnya.

PATRICK STAR, SANDISK 2 GB. Namanya Patrick, karena warnanya kaya Patrick Star. Berhubung ga ada yang bisa ngasih lagi, jadi saya beli sendiri flash disk ini di tahun pertama di kampus imigrasi. Si Plankton 512 Kb sudah sulit digunakan masa itu karena sizenya menjadi terlalu kecil saat mau dipakai-pakai untuk ngopi ini itu, dan Sponge Bob 8 GB sedang menghabiskan waktu dengan wanita lain. Oiya, flash disk ini juga pernah berpisah lama dengan saya karena dipinjam teman kuliah satu semester.


MR. CRAB, MY PASSPORT 500 GB. Alhamdulillah, akhir tahun lalu dapet Mr. Crab, semoga tidak kikir yah. Kasian laptop, hardisknya udah kepenuhan sama film dan lagu buat ajeb-ajeb. Warnanya merah mateng mirip Mr. Crab abis di rebus. Sekarang Mr. Crab digunakan sebagai ajang titipan file dan tuker-tukeran film. Saya didik benar-benar supaya tidak kikir. Sayangnya, ada oknum yang tidak sengaja menggores bagian depan merah menyalanya Mr. Crab, menyedihkan.

Setiap media penyiimpan data ini saya beri nama di luarnya ‘sintamooo’, biar orang-orang tau, brand itu udah jadi punya saya, yang mau make harus bayar royalty.

Read more →

Wednesday, April 9, 2014

Offer a Ride

,
I’m addicted with Focus Group Discussion (FGD), recently I did many FGDs. This is a sample of simple FGD which I did with my friends.

You are driving along in your car on a wild, stormy night. You pass by a bus stop, and you see three people waiting for the bus:

An old lady who looks as if she is about to die.
- An old friend who once saved your life.
- The perfect man or woman you have been dreaming about.

Which one would you choose to offer a ride to, knowing that there could only be one passenger in your car?

The case is not really clear, but we can estimate everything. Oya, the car is only has two seats, so we can’t bring them all.

Answer 1
Choose to offer a ride to an old lady who looks as if about to die, because the others look young and healthy: an old friend is in the same age with us and the perfect man or woman is younger than us. They know how to survive by themselves. But here, we have no chance to get close to our perfect man or woman. But we’ll lose our chance to get close with our perfect man or woman we’ve been dreaming.

Answer 2
Offer the old friend, remember he saved your life, and he’s our best friend. At least, Just forget the old lady and the perfect man or woman, because we don’t where they will be going, and absolutely the bus will come, maybe the old lady will take a conversation with the perfect man or woman, if she like, she will introduce him or her to her grandchild.

Answer 3

We don’t know what will be happened in the future, so how if we give the key car to an old friend and let him bring the car with the old lady, then we can go along together with the perfect man or woman, maybe he or she is our mate to be. Chance doesn’t come twice, don’t you? [but, how if the perfect man or woman has married? Jeggerr!]
Read more →

Tuesday, April 8, 2014

Celebrity Fitness

,
Kkkrrrriiing!

“Selamat Pagi, dengan Mbak Sinta. Kami di Celebrity Fitness ingin menawarkan bla bla bla”

Ada apa gerangan, sehingga tempat fitness setenar itu menelepon saya, dan bersungguh-sungguh ingin membantu saya berolah raga dengan ketat serta serius. Setelah begelut menolak untuk fitness, karena khawatir badan jadi kotak-kotak macam Agnes Monica, saya mulai bertanya

“Kalo boleh tau, dapet nomer saya dari mana ya?”
“Dari Denis, Mbak. Mbak termasuk salah satu yang direkomendasikan” Saya mulai merewind masa lalu saya untuk mengingat ‘siapa Denis, kenapa dia memperlakukan saya seperti itu?’

Aah, ternyata Denis teman SMA yang sekelas pun kami tidak pernah. Suatu waktu saya memulai obrolan dengan Denis dan menanyakan niat mulianya merekomendasikan saya di tempat fitness itu, “Hahahaa, gw disuruh ngasih data temen-temen gw yang berat badannya bermasalah, ya elo. Lo gendut kan?”


Tega nian, bercakap-cakap di sekolah pun tidak terlalu sering, setelah lulus apalagi, ngobrol pun tak pernah. Teman macam apa, padahal itu tahun pertama kelulusan setelah SMA, saya pun langsing bukan main saat itu, pernah sampe 46 kg karena diare gak sembuh berhari-hari. Tapi cukup membuat saya terharu karena saya membekas di pikiran Denis.
Read more →

Wednesday, April 2, 2014

Selingkuh!

,
Me: Tadi aku mimpi kamu selingkuh :(
Him: Tadi aku mimpi lagi di rumah sama cewe yang gak aku kenal, seksi.

What a match!
Read more →