Tuesday, July 16, 2013

Agama Yang Mana?

,
Tersesat? Bukan tersesat sepertinya, saya lebih menyebutnya sebagai sisi lain perjalanan spiritual. Disebut sebagai sisi lain karena yang saya alami saat itu bukanlah keyakinan yang seharusnya saya yakini sebagai suatu pedoman hidup.
Sumber Gambar

Tidak sampai satu tahun yang lalu, saya menemukan keberagaman manusia dengan berbagai ajarannya. Teman yang belum saya kenal lama adalah seorang agnostik kalau tidak salah, ia menyakini bahwa semua ajaran agama adalah benar adanya, semuanya mengajarkan kebaikan. Pertama kali, saya melihat ia berdoa layaknya muslim, dan di akhir ia berdoa layaknya kristiani. Agak aneh, tapi saya tertarik, dan akhirnya bertanya ini itu. Teman saya ini bergabung dengan komunitas sesuai keyakinannya, mempelajari Al Quran, Injil, Weda, Tripitaka, dsb. Saya sempat terbawa dalam pemikiran ini, untungnya tidak lama. Beruntungnya lagi, saya masih menjalankan sholat lima waktu. Saat itu saya hanya sambil berfikir; tidak ada agama yang mengajarkan keburukan, semuanya punya tujuan baik, saya ini membawa agama keturunan.

Sampai suatu ketika saya menemukan buku yang ditulis seorang biksu jenaka, Ajahn Brahm, buku unik judulnya Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya. Ada empat series, saya punya semuanya! Mungkin kalau ada yang pernah membaca buku Chicken Soup, ya seperti itulah bentuknya, kumpulan-kumpulan cerita kehidupan pengembangan diri, tapi uniknya buku ini dikemas secara apik baik dari segi cover, gaya bahasa yang lucu, dan ah semuanya bagus. Si Cacing ini merupakan karakter yang diibaratkan sebagai seorang manusia, sedangkan kotoran kesayangannya adalah dunia yang fana ini. Cacing asyik berkubang dalam dunia gemerlap.
Edisi Buku 3 dan 4 "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"
Dokumentasi Pribadi

Ajahn Brahm adalah biksu fenomenal haha, berikut biografi singkatAjahn Brahm yang saya resume dari buku Si Cacing. Ajahn Brahmavamso Mahathera, atau dikenal dengan Ajahn Brahm dilahirkan dengan nama Peter Betts di London, Inggris, 7 Agustus 1951. Ia berasal dari latar belakang keluarga buruh dengan pendapatan pas-pasan. Sejak bersekolah, Ajahn Brahm kecil sudah dikenal pintar dan selalu mendapat beasiswa, hingga di sekolah menengah atas [kalo tidak salah], uang beasiswanya ia belikan buku-buku agama, berbagai jenis agama, karena Ajahn Brahm yakin ia memerlukan agama sebagai landasan hidupnya. Setelah banyak referensi dibaca, akhirnya Ajahn Brahm memutuskan untuk menjadi Buddhist. Setelah lulus SMA, lagi-lagi Ajahan Brahm mendapatkan beasiswa untuk belajar Fisika Teori di Cambridge University. Setelah lulus, ia mengajar di SMU selama satu tahun sebelum pergi ke Thailand untuk menjadi biksu dan berlatih di bawah bimbingan Ajahn Chah Bodhinyana Mahathera selama sembilan tahun. Semenjak menempuh pendidikan sebagai biksu yang penuh tantangan dan pengalaman, akhirnya Ajahn Brahm pergi ke Australia dan membangun wihara bersama beberapa temannya, menumpukkan bata dengan tangan mereka sendiri.

108 kisah di tiap-tiap bukunya membuat saya terlena [apa bahasa yang enak ya?], intinya kebahagiaan dalam hidup, hanya membaca kisahnya saya jadi ikut bahagia. Saya pun sempat berfikir, Buddha adalah agama yang indah dan menenangkan. Tapi di buku terakhir “Horeee! Guru Si Cacing Datang” yang berisikan catatan perjalanan Ajahn Brahm keliling Indonesia, menuju halaman terakhir ada pernyataan yang menyatakan bahwa Buddhist tidak percaya dengan Tuhan Sang Pencipta, Buddhist hanya percaya pada Dewa, pengecualian pada Dewa Yang Menciptakan. Saya kecewa saat itu, tapi saya tetap ingin menerapkan kebiasaan yang dilakukan Ajahn Brahm untuk melepaskan beban; meditasi. Saya mencari tahu dan membeli buku meditasi yang ditulis biksu ini juga, tapi entah mengapa gairah membaca di halaman-halaman awal pun tidak ada, apa karena penerbit dan penerjemahnya beda? Mungkin ya. Gaya bahasanya jadi berubah, padahal sebelumnya sosok Ajahn Brahm terlihat humoris dibuku sebelumnya. Sekedar tahu saja, kalau penerbit buku Si Cacing ini adalah Awareness Publication, pada logonya jelas sekali menggambarkan mata satu di dalam segitiga, dan penerbit ini pernah menerbitkan buku dengan judul Illuminata yang berarti pencerahan. Dan karena logo inilah saya tergerak untuk membaca dan membeli buku Ajahn Brahm. Penasaran. Ada yang salah dengan mata satu atau ilumintati?

Sewaktu sedang giat-giatnya membeli buku-buku ajaran Buddha ini, saya tersentak dengan pertanyaan dan pernyataan kakak saya “Lo udah baca buku biografi Nabi Muhammad? Bagus itu. Baca buku Islam dulu, dalemin, baru lo baca buku-buku kaya gitu!” Dan tetiba saya juga teringat pernah ada seseorang yang memberikan buku 100 Pesan Nabi Untuk Wanita, dan buku yang ibu saya pernah berikan mengenai Islam. Bagaimana bisa? Buku wajibnya malah gak kebaca. Kenapa saya gak baca itu semua dulu? Padahal membaca Al Quran dan terjemahannya juga menentramkan. Masalah meditasi? Saya rasa sholat bisa dijadikan meditasi, karena unsur melepas dan berserah juga ada didalamnya. Apa yang salah pada diri saya kemaren? Masalah semua agama benar? Itu tergantung pribadinya. Yang saya yakini dengan sangat saat ini adalah agama saya ini yang benar, dan yang harus saya lakukan adalah menjaga perasaan ini sampai akhir hayat. Beruntungnya lagi saya tidak perlu mencari, karena saya diturunkan dari darah Islam dari kedua orangtua, Alhamdulillah.

Semua agama mengajarkan yang baik, tinggal bagaimana manusia memilih dan saling respect.
Bagaimana dengan Atheist? Tulisan ini kontroversial?! 
Read more →

Saturday, July 13, 2013

Musisi Inggris Kenamaan

,

Inggris adalah salah satu negara terindah yang patut dikunjungi. Keindahan bangunannya, pria tampannya, aksen britishnya yang seksi, musiknya.. Aahhh, semuanya menggugah hati. Bercerita mengenai musik, Inggris punya segudang musisi yang mendunia dan melegenda, beberapa diantaranya menghiasi list mp3 saya.

Jamie Cullum
Sumber Gambar
Musisi dengan aliran pop jazz ini membuat sendiri karya-karyanya, suaranya simple tapi energic, Jamie Cullum menciptakan kreasi musik nan indah. Tidak hanya bisa bernyanyi, Jamie juga bisa bermain keyboard, piano, gitar, bass, dan drums. Pembawaannya juga menyenangkan. Saya pernah sekali melihat konsernya di Rotterdam, Belanda, ia seperti punya sihir yang dapat menghipnotis penikmat musiknya ikut terpana dan terpesona bersama alunan lagunya, aih. Saya tidak sungguhan pernah ke Rotterdam kok, hanya melihatnya langsung dari layar laptop, dibantu dvd bajakan. Terhitung sejak 1999, sejak Jamie Cullum memulai karir bermusiknya, ia sudah mengkreasikan tujuh album: Herad It All Before tahun 1999, Pointless Nostalgic tahun 2002, Twentysomething tahun 2004, Catching Tales tahun 2005, In the Mind of Jamie Cullum tahun 2007, The pursuit tahun 2009, dan Momentum tahun 2013. Berkat album twentysomething-nya, Jamie Cullum dinobatkan sebagai musisi jazz terlaris no 1 di Inggris, dan di akhir tahun 2003, ia dinobatkan sebagai musisi jazz terlaris sepanjang masa di Inggris. More info www.jamiecullum.com


Jamiroquai
Sumber Gambar

Disebut apa aliran band jamiroquai ini ya. Kalo berdasarkan googling, ada yang yang bilang aliran jamiroquai adalah alternative jazz. Kenapa alternative? Ini adalah istilah untuk aliran musik, yang musisinya berusaha keluar dari mainstream musik yang udah ada sebelumnya, disebut alternative jazz, karena akar bandnya jazz. Kalo dari Wikipedia, jamiroquai beraliran funk, disco, dan jazz. Jay Kay sebagai promotor band dan vokalis punya karakter suara yang cuma ada satu di dunia, saya rasa. Suaranya agak cempreng tapi jantan. Logo [logo bukan? Atau lambang?] dari band ini saya pikir dulu adalah kepala setan, karena ada dua tanduknya, dan saya piir juga ini salah satu bagian dari iluminati, ternyata gak. Ternyata logo itu adalah logo dari buffalo. Kemunculannya sejak tahun 1992, Jamiroquai sudah punya tujuh album, beberapa lagu yang saya suka Corner Of The Earth, Cosmic Girl, Love Foolosophy, Runaway, Virtual Insanity, Alright, Black Devil Car, Seven Days In Sunny June, Talulah, dan Little L. Saya juga pernah mendengar langsung konser besarnya saat di Inggris tahun 2006, tingkat kehipnotisannya lebih besar dari Jamie Cullum setelah saya amati. Lagi-lagi saya tidak langsung ke Inggris, tapi mendengarnya langsung dari siaran radio Inggris yang udah di download. More info www.jamiroquai.com


The Beatles
Sumber Gambar

Semenjak bapak saya anak-anak dan kelahiran ibu saya belum direncanakan, band ini sudah mulai dibentuk. Jadi siapa yang gak tau The Beatles? Di Wikipedia, sejarah terbentuk hingga bubarnya The Beatles sudah jelas dipaparkan. Band yang sudah direncanakan sejak tahun 50-an, namun aktif di tahun 1960-1970 ini katanya beraliran rock [tidak seperti music rock kebanyakan yang isinya jingkrak-jingkrak], terdiri dari empat pria tampan: John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringgo Star. Uniknya salah satu gitaris – Paul McCartney – adalah seorang kidal, dan menjadi salah satu gitaris kidal terbaik di dunia. Berita duka satu persatu datang, John Lennon mati tertembak tahun 1980 di NYC, dan Harrison meninggal karena kanker tahun 2001. Dua lainnya masih berkarya hingga sekarang. Kenapa jadi banyak bergosip ria tentang personelnya ya? Dari sisi karnyanya, ah sudah tidak usah ditanya lagi, tujuh kali mendapat Grammy Award, dianggap sebagai band paling legendaris di dunia dan berpengaruh terhadap revolusi sosial budaya di tahun 60-an, dan wajar jika The Beatles mendapat kehormatan sebagai satu dari seratus tokoh berpengaruh di dunia abad 20 dari majalah TIME. More info www.thebeatles.com

Musisi Inggris lainnya masih banyak, tapi those are the most favorite for me.

Read more →

Wednesday, July 3, 2013

Insinyur atau Kuli Hitung?

,


Doktrin cita-cita menjadi insinyur sudah tergambar semenjak saya memasuki fase gelisah di Sekolah Menengah Atas, padahal suka dengan matematika pun tidak, yah sedikit, apalagi fisika. Akhirnya, berdasarkan diskusi panjang dengan sanak saudara, saya memutuskan untuk menjadi insinyur dengan mata pelajaran fisika tersedikit, malah kalau bisa sekalian saja tidak ada. Setelah lebih dari setahun mencoba perguruan tinggi di sana-sini, hanya satu fakultas teknik yang menerima saya, tarrraaaa: Teknik inilah yang akhirnya membawa saya ke penghujung kuliah, dengan mata pelajaran fisika yang hanya dua semester. Tapi anehnya justru di kuliah inilah saya menikmati bermain dengan fisika, catetan full, pencapaian nilai akhir selalu B, memuaskan!

Bobot hitung-hitungan dan teori pemahaman berkisar 7.5 : 2.5, agak susah rasa-rasanya bagi yang tidak berminat di dunia menghitung, tapi saya enjoy. Kalkulus misalnya, siapa sangka kalkulus ada sampai empat tahap, tapi Alhamdulillah saya berhasil meluluskan keempatnya. Bangga! Belum hitung-hitungan mata kuliah lain. Tapi sadarkah saya untuk apa hitung-hitungan ini? Cuma sekedar mendapat nilai “yang penting lulus” atau memang benar-benar paham untuk apa saya menghitung? Saya tidak tahu kedepannya buat apa saya menghitung kubah masjid dengan integral, buat apa saya menghitung kecepatan dengan limit, buat apa saya praktikum gergaji, bubut dsb, buat apa saya menghitung kekuatan truss. Jadi selama ini saya menghitung, saya hanya kuli hitung yang diminta menghitung tanpa tahu untuk apa hitungan yang saya hitung-hitung. Apa jadinya kalo semua insinyur kayak saya semua?

Berbanggalah kalian yang sepenuh hati menerjuni dunia ini, dan tahu mau kalian apakan ilmu-ilmu menghitung ini kedepannya, jadi kuliah benar-benar tidak hanya sekedar menjadi kuli hitung. Bukannya tidak sepenuh hati, tapi justru di akhir hayat perkuliahan ini saya seperti menemukan jati diri saya yang lain, saya berfikir untuk merubah haluan, karena saya tahu seandaianya saya menjadi insinyur sungguhan pun, saya tidak akan terlihat menarik untuk dilirik perusahaan berisikan insinyur.

Kecuali saya adalah insinyur dengan profesi yang tidak keinsinyuran.


Intermezzo:
Tanda tangan, di akhir tanda tangan saya menuliskan huruf “IR”, tahukah bahwa inisial tersebut selain berartikan nama belakang saya, itu juga berarti insinyur, doktrin kuat dalam diri saya nanti saya akan menjadi insinyur. Agak alay memang, tapi ini tanda tangan sejak sekolah dasar. Semenjak setahun belakangan saya berfikir untuk merubah tanda tangan saya yang alay itu menjadi lebih simple dan elegan, tapi setelah saya tanyakan ke pihak bank [saat itu sedang mengurus kehilangan ATM] mengenai rencana ini mereka bilang akan susah nantinya. Saya urungkan niat mulia saya ini.
Read more →

Monday, July 1, 2013

It’s fun to be Summer Finn

,
Sumber Gambar

It’s fun to be Summer Finn, why? Oh ya, Summer Finn adalah tokoh wanita utama dalam film (500) days of Summer. Film ini ajaib, teman yang memberikannya sekitar tiga tahun yang lalu, setiap saya menonton auranya selalu berbeda. Terakhir sebelum menuliskan ini, saya menontonnya lagi, merasuk sampai ke hati haha. “This is not a love story” as the moderator said.

Summer seperti punya kekuatan yang disebut Summer Effect. Di buku tahunan SMA nya, ia menuliskan quote dari Scottish Band Belle and Sebastian yang menjadikan penjualan album dari band tersebut tertinggi dimasanya, sampai membuat seorang analyst terheran-heran. Di tahun kedua perkuliahan, Summer bekerja part time, yang juga meningkatkan penjualan bisnis tersebut hingga 212% secara tak terduga. Setiap apartemen yang di sewa Summer, harga yang ditawarkan 9.2% di bawah rata-rata market value. Dan saat di jam berangkat-pulang kerjanya, menghasilkan rata-rata 18.4 double takes bis per harinya. Summer Effect sungguh menakjubkan.


Ia yakin bahwa young women could enjoy being free and independent when they are single. Summer lebih suka sendiri, ia berfikir relationship membuat kacau dan membuat orang lain sakit hati. Tom Hansen menyadari ketertarikannya sejak awal ketika Summer menjadi assistant baru bossnya, ditambah lagi karena mereka memiliki banyak kesamaan dalam selera musik, film, dan lainnya. Begitupun Summer. Namun, di awal kedekatannya dengan Tom, Summer sudah menegaskan untuk hanya menjadi sekedar teman. Dan kembali menegaskan kembali “pertemanan”nya walaupun mereka sudah terlalu sering having fun bersama, bergandengan tangan, kissing, hingga shower sex. Jelas, Summer tidak peduli dengan relationship, asalkan mereka happy, itu cukup. Prinsipnya berkebalikan dengan Tom, semenjak pertemuan pertama mereka di kantor, Tom sudah menyakini bahwa Summer adalah the one. Sampai suatu hari Summer mulai bosan dan perlahan menjauhi Tom, tentu saja Tom tidak menerima semua yang telah mereka lalukan hanya dianggap teman, tidak lebih. Tapi Tom tidak dapat meminta komitmen mengenai hubungan mereka kepada Summer. Tom yang bodoh. Hingga akhirnya Tom dikejutkan akan pernikahan Summer dengan pria yang datang saat Summer membaca buku. Summer hanya merasa tidak yakin dengan Tom. Menurut Summer, semua yang ia alami adalah takdir.


Saat Tom mengalami kehancuran, orang yang datang menyelamatkan Tom Hansen adalah Rachel Hansen, adiknya sendiri yang masih remaja. Seperti yang Rachel katakan di awal, hanya karena dia menyukai hal yang sama denganmu, bukan berarti dia adalah belahan jiwamu. Dan yang terakhir Rachel katakan ke Tom hingga membuat ia move on: Look, I know you think that she was the one, but I don’t. I think you’re just remembering the good stuff, next time you look back, I think you should look again.


Setelah resign dari kesibukannya yang dulu sebagai pembuat greeting card, Tom memutuskan untuk mengejar mimpinya menjadi arsitek. Di ruang tunggu saat Tom menunggu giliran interview, ia bertemu dengan Autumn, yang diyakininya sebagai takdir.


It’s Fun to be Summer Finn, but I don’t want it. Too wicked.
And too stupid for Tom.


Read more →

Thursday, June 27, 2013

Gendut Kamu Bikin Global Warming

,
Sumber Gambar

Anda gendut? Anda frustasi dengan kegendutan anda selama ini? Dan apakah anda merasa kegendutan anda menyusahkan orang banyak? Jika ya, berarti anda harus menyegerakan diri untuk segera, yah minimal menjadi proposional.

Kenapa saya meminta anda-anda sekalian untuk menjadi proposial? Karena global warming. Global warming ini udah jadi wacana basi sejak jaman dahulu kala, karena tidak habis-habisnya dibahas. Dipastikan efek global warming tidak akan bisa diminimalisir atau dihilangkan, tapi kita bisa membuatnya konstan. Dengan apa? Ya, dengan menjadi seseorang yang proporsional tadi :)

Mari bersama kita logika-kan gendut yang anda alami akan berakibat besar pada global warming. Pertama dalam hal transportasi, misalkan saja anda punya mobil dengan kapasitas lima orang, tapi dengan adanya orang gendut yang masuk, membuat mobil ini menjadi berkapasitas hanya empat orang, rugi kan? Satu orang lainnya harus naik kendaraan lain, tentu polusi akibat bertambahnya volume kendaraan akan menghasilkan dampak global warming. Atau berdasarkan pengalaman saya yang notabene kemana-mana naik motor dan seringkali menebengi teman dengan berbagai ukuran, saat berada di jalanan menanjak, tidak akan menjadi masalah kalau saya menebengi teman saya yang berukuran minimalis, tapi saat yang menebeng adalah teman dengan ukuran yang (maaf) agak besar, saya butuh menambah kekuatan berupa menaikkan gas, yang lagi-lagi pastinya akan menambah polusi.

Kedua, konsumsi akan pangan akan semakin bertambah pula, karena semakin gendut anda, jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh akan semakin bertambah pula, sifat konsumtif terhadap cemilan pun juga begitu, dan limbah dari bungkusan cemilan akan menjadi apa? Iyak, efek global warming. Didampng itu, semakin banyak cemilan yang dimakan, gumpalan-gumpalan lemak dalam tubuh akan bertambah pula. Padahal, Dr Phil Edwards dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan, "Setiap lemak yang terdapat dalam diri seseorang yang kegemukan bertanggung jawab atas keluarnya se-ton karbondioksida setiap tahun." Artinya, miliaran ton CO2 setiap tahunnya tercipta.

Ketiga, jika semakin banyak orang gendut, akan semakin banyak pula orang yang malas bergerak, dengan ini berarti kuantitas teknologi sebagai alat bantu akan bertambah pula, konsumsi listrik juga bertambah. Jadinya, semakin sedikit orang yang berjalan kaki, semakin sedikit orang yang gowes sepeda, semakin sedikit orang yang kipas-kipas pake kipas tangan, semakin sedikit orang yang nyuci pake tangan, semakin sedikit orang yang masak, semakin sedikit orang yang beres-beres rumah sendiri, dan semakin sedikit orang yang belanja di mol [karna lebih milih online shop].

Banyak bukan dampak negatif yang anda berikan untuk dunia ini jika anda gendut? Jadi, mulai sekarang marilah berdiet, memproporsionalkan badan. Demi terciptanya lingkungan indah nan damai tanpa global warming.

*Self Reflectionkarna saya juga gendut

Read more →

Sunday, June 2, 2013

Teori Evolusi

,

Charles Robert Darwin menemukan teori evolusi sejak berabad-abad yang lalu, dan baru saya pelajari beberapa tahun yang lalu. Sempat tertarik, tapi tidak sebegitu tertarik seperti sekarang ini semenjak ada seorang teman yang mengemukakannya. Mari saya ceritakan sedikit mengenai teori evolusi.

Darwin suka sekali dengan alam, ia mengamati alam hingga menemukan gagasan baru yang akhirnya menjadi teori yang dipercaya hingga tahun-tahun setelahnya: Teori Evolusi. Evolusi adalah perubahan dari suatu kehidupan akibat sifat-sifat yang dimiliki suatu individu (makhluk hidup) yang diwarisi orang tuanya melalui gen. Gen akan menghasilkan sifat-sifat baru. Di dalam suatu populasi, yang bertahanlah yang mampu meneruskan hidupnya, yang tidak tentunya akan termakan oleh zaman alias musnah. Tahukah bahwa proses ini disebut Seleksi Alam?

Kata seleksi alam booming saya dengar ketika awal perkuliahan. Dimana saat itu, di suatu komunitas yang baru saja merajut mimpi-mimpinya akan tergerus oleh individu-individu yang ter-seleksi alam. Hanya yang bertahan yang mampu melanjutkan. Supaya populasi terus ada apa yang perlu dilakukan? Open recruitment pastinya.

Di dalam teori sosiologi, manusia gak bisa hidup sendiri, butuh kelompok. Tapi tiap individu punya pilihan untuk terus berada di suatu habitat atau melakukan ekspansi ke tempat lain. Seperti teori evolusi yang dicetuskan Darwin, gaya dorong seleksi alam dapat terlihat dengan jelas pada populasi yang terisolasi, baik oleh karena perbedaan geografi maupun mekanisme lain yang mencegah pertukaran genetika. Dalam waktu yang cukup lama, populasi yang terisolasi ini akan menjadi spesies baru [sumber]. Gen bisa diibaratkan sebagai ketulusan, jika ketulusan dominan maka pertemanan akan terus dilanjutkan, jika ketulusan semakin menipis, pertemanan akan musnah atau paling tidak membentuk populasi baru. Seperti itukah?

Sekian lama berlalu, teori Darwin terbantahkan. Di tahun 2006, banyak akademisi sains menyerukan untuk mengonfirmasi kebenaran teori Darwin bahwa nenek moyang manusia bukanlah monyet! Walaupun beberepa kelompok menyatakan keberatannya akan evolusi, tapi bukti-bukti evolusi sudah meluas, akibat evolusi juga ada banyak keberagaman. Manusia hidup berteman, melakukan ekspansi atas pertemanannya dan menjadi beragam. Tidak ada seleksi alam didalamnya, semuanya akan tetap berteman walaupun sudah melewati benua dan samudra.

Ah, sebenarnya saya hanya menyambung-nyambungkan teori evolusi dan teori friendship, tidak tahu kebenaran hubungannya.

Teruntuk teman baikku: yakinilah, seleksi alam itu tidak ada.
Sayang kamu :*
Read more →

Friday, May 31, 2013

Ketika Memilih Turun ke Desa

,

kisah seseorang, semoga menginspirasi :)

Saya adalah lulusan dari institut teknik, tepatnya bidang planologi (perencanaan wilayah dan kota). Sama sekali bukan dari institut pertanian. Tapi entah kenapa saya tertarik dengan pembangunan wilayah desa dan pengembangan sektor-sektor ekonomi pertaniannya (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Bercerita sedikit saja tentang ranah kerja bidang planologi, saya sebagai lulusan planologi memiliki ranah kerja sebagai perencana; pembuat dokumen perencanaan wilayah, yang bekerja di ranah-ranah kepemerintahan (BAPPEDA), konsultan, kontraktor, pengembang, dan sejenisnya yang terkait bidang-bidang ke-sipilan dan pembangunan. Bidang ini memang menarik. Tapi entah kenapa hati saya malah tertuju pada pembangunan desa, tepatnya turut andil dalam pembangunan desa dengan segala macam sektor-sektor pertanian yang dimilikinya. Alasan fundamental saya sederhana, saya ingin berinvestasi untuk kehidupan singkat saya ini. Bukan masalah berapa banyak harta, tapi berapa banyak manfaat yang diberikan. Itulah modal terbesar yang ada di benak saya sebelum maut menjemput raga ini.

Berpindah dari alasan-alasan pribadi, saya berangkat menuju alasan yang lebih luas: NEGERI INDONESIA. Saya amat sangat tahu bahwa Negeri Indonesia ini kaya akan sumber daya alam, tepatnya yang terdapat pada kelautan dan pertaniannya. Bagaimana tidak, potensi melimpah ini ditunjukkan oleh keberadaan 17.480 pulau, serta memiliki panjang pantai yang mencapai lebih dari 95.000 km. Ditambah dengan kondisi iklimnya yang tropis negeri ini banyak melimpah potensi-potensi alam yang luar biasa berserakan. Sungguh luar biasa. Tapi, sayangnya saya hanya berhenti pada batas pengetahuan, tidak lebih. Ini memalukan. So, saya harus turun ikut campur! Gak boleh cemen!

Alhamdulillah kesempatan itu datang.

Akhirnya saya diberi kesempatan untuk membangun desa melalui program Indonesia Bangun Desa. Di dalam pelatihan, saya langsung turun ke lapangan. Diawali dari panen buah rosela. Saya berkesempatan menyeleksi dan memetik rosela, mengupas rosela, membersihkan rosela, dan menjemurnya. Kesan saya, ini menyenangkan. Kemudian saya berkesempatan untuk terjun ke sawah untuk bercocok tanam. Dengan menggunakan sistem “jajar legowo” saya pun belajar cara menanam bibit padi dengan baik. Wah, ini sulit. Hikmahnya, saya jadi lebih sadar untuk tidak membuang-buang nasi dengan semena-mena. Gak gampang bos, nanam padi itu. Loe harus tau. Selanjutnya saya diberi kesempatan untuk mengunjungi sebuah peternakan ayam broiler. Wah banyak banget yang harus dipersiapkan untuk beternak. Akhirnya saya tahu, ayam broiler ini adalah makhluk paling manja. Soalnya semua-muanya termasuk ‘selimut kehangatan’ dan musik pengiring harus disediakan oleh peternak; biar si ayam-ayam itu nyaman, tenteram dan sejahtera. Waduh! Hehe. Selanjutnya, yang paling ‘amazing’ adalah dunia perikanan. Dari bisnis plan sampai menguras kolam berlumpur saya lakukan. Tidak tanggung-tanggung, memindahkan ratusan (mungkin sudah mencapai ribuan) ikan itu ternyata tidak mudah. Tapi inilah bagian paling menyenangkan. Soalnya kita bisa main air plus ‘panen’ gratis ikan bawal. Kita makan-makan. Haha. Tapi bukan di situ poinnya. Pelajaran yang saya dapatkan adalah membangun bangsa itu tidak mudah. Butuh pengetahuan, pengalaman, dan niat yang lurus serta tulus dalam menjalani proses demi prosesnya. Pekerjaan Rumah untuk membangun negeri melalui desa ini akan penuh dengan liku, onak dan duri. Dan saya harus tetap belajar.

Never Ending Learning

Bogor, 30 Mei 2013

Oddie Aulia Zulha


Read more →

Tuesday, May 28, 2013

Soe Hok Gie: Sebuah Renungan

,

Ada dua hal yang membuat saya sulit untuk menulis tentang almarhum adik saya, Soe Hok Gie. Pertama, karena terlalu banyak yang mau saya katakan, sehingga saya pasti akan merasa kecewa kalau saya menulis tentang dia pada pengantar buku ini. Kedua, karena bagaimanapun juga, saya tidak akan dapat menceritakan tentang diri adik saya secara obyektif. Saya terlalu terlibat di dalam hidupnya.

Karena itu, untuk pengantar buku ini, saya hanya ingin menceritakan suatu peristiwa yang berhubungan dengan diri almarhum, yang mempengaruhi pula hidup saya dan saya harap, hidup orang-orang lain juga yang membaca buku ini.
Saya ingat, sebelum dia meninggal pada bulan Desember 1969, ada satu hal yang pernah dia bicarakan dengan saya. Dia berkata, “Akhir-akhir ini saya selalu berpikir, apa gunanya semua yang saya lakukan ini. Saya menulis, melakukan kritik kepada banyak orang yang saya anggap tidak benar dan yang sejenisnya lagi. Makin lama, makin banyak musuh saya dan makin sedikit orang yang mengerti saya. Dan kritik-kritik saya tidak mengubah keadaan. Jadi apa sebenarnya yang saya lakukan? Saya ingin menolong rakyat kecil yang tertindas, tapi kalau keadaan tidak berubah, apa gunanya kritik-kritik saya? Apa ini bukan semacam onani yang konyol? Kadang-kadang saya merasa sungguh-sungguh kesepian”.
Saya tahu, mengapa dia berkata begitu. Dia menulis kritik-kritik yang keras di koran-koran, bahkan kadang-kadang dengan menyebut nama. Dia pernah mendapat surat-surat kaleng yang antara lain memaki-maki dia sebagai “Cina yang tidak tahu diri, sebaiknya pulang ke negerimu saja”. Ibu saya sering gelisah dan berkata: “Gie, untuk apa semuanya ini. Kamu hanya mencari musuh saja, tidak mendapat uang”. Terhadap ibu dia cuma tersenyum dan berkata “Ah, mama tidak mengerti”.
Kemudian, dia juga jatuh cinta dengan seorang gadis. Tapi orangtuanya tidak setuju – mereka selalu dihalangi untuk bertemu. Orangtua gadis itu adalah seorang pedagang yang cukup kaya dan Hok Gie sudah beberapa kali bicara dengan dia. Kepada saya, Hok Gie berkata: “Kadang-kadang, saya merasa sedih. Kalau saya bicara dengan ayahnya si …, saya merasa dia sangat menghargai saya. Bahkan dia mengagumi keberanian saya dalam tulisan-tulisan saya. Tetapi kalau anaknya diminta, dia pasti akan menolak. Terlalu besar risikonya. Orang hanya membutuhkan keberanian saya tanpa mau terlibat dengan diri saya”.
Karena itu, ketika seorang temannya dari Amerika menulis kepadanya: “Gie seorang intelektual yang bebas adalah seorang pejuang yang sendirian, selalu. Mula-mula, kau membantu menggulingkan suatu kekuasaan yang korup untuk menegakkan kekuasaan lain yang lebih bersih. Tapi sesudah kekuasaan baru ini berkuasa, orang seperti kau akan terasing lagi dan akan terlempar keluar dari sistem kekuasaan. Ini akan terjadi terus-menerus. Bersedialah menerima nasib ini, kalau kau mau bertahan sebagai seorang intelektual yang merdeka: sendirian, kesepian, penderitaan”. Surat ini dia tunjukkan kepada saya. Dari wajahnya saya lihat dia seakan mau berkata: Ya, saya siap.
Dalam suasana yang seperti inilah dia meninggalkan Jakarta untuk pergi ke puncak gunung Semeru. Pekerjaan terakhir yang dia kerjakan adalah mengirim bedak dan pupur untuk wakil-wakil mahasiswa yang duduk di parlemen, dengan ucapan supaya mereka bisa berdandan dan dengan begitu akan tambah cantik di muka penguasa. Suatu tindakan yang membuat dia tambah terpencil lagi, kali ini dengan beberapa teman-teman mahasiswa yang dulu sama-sama turun ke jalanan pada tahun 1966.
Ketika dia tercekik oleh gas beracun kawah Mahameru, dia memang ada di suatu tempat yang terpencil dan dingin. Hanya seorang yang mendampinginya, salah seorang sahabatnya yang sangat karib. Herman Lantang. Suasana ini juga yang ada, ketika saya berdiri menghadapi jenazahnya di tengah malam yang dingin, di rumah lurah sebuah desa di kaki Gunung Semeru. Jenazah tersebut dibungkus oleh plastik dan kedua ujungnya diikat dengan tali, digantungkan pada sebatang kayu yang panjang, Kulitnya tampak kuning pucat, matanya terpejam dan dia tampak tenang. Saya berpikir: “Tentunya sepi dan dingin terbungkus dalam plastik itu”. Ketika jenazah dimandikan di rumah sakit Malang, pertanyaan yang muncul di dalam diri saya alah apakah hidupnya sia-sia saja? Jawabannya saya dapatkan sebelum saya tiba kembali di Jakarta.
Saya sedang duduk ketika seorang teman yang memesan peti mati pulang. Dia tanya, apakah saya punya keluarga di Malang? Saya jawab “Tidak. Mengapa?” Dia cerita, tukang peti mati, ketika dia ke sana bertanya, “untuk siapa peti mati ini?” Teman saya menyebut nama Soe Hok Gie dan si tukang peti mati tampak agak terkejut. “Soe Hok Gie yang suka menulis di koran?” Dia bertanya. Teman saya mengiyakan. Tiba-tiba, si tukang peti mati menangis. Sekarang giliran teman saya yang terkejut. Dia berusaha bertanya, mengapa si tukang peti mati menangis, tapi yang ditanya terus menangis dan hanya menjawab “Dia orang berani. Sayang dia meninggal”.
Jenazah dibawa oleh pesawat terbang AURI, dari Malang mampir Yogya dan kemudian ke Jakarta. Ketika di Yogya, kami turun dari pesawat dan duduk-duduk di lapangan rumput. Pilot yang mengemudikan pesawat tersebut duduk bersama kami. Kami bercakap-cakap. Kemudian bertanya, apakah benar jenazah yang dibawa adalah jenazah Soe Hok Gie. Saya membenarkan. Dia kemudian berkata: “Saya kenal namanya. Saya senang membaca karangan-karangannya. Sayang sekali dia meninggal. Dia mungkin bisa berbuat lebih banyak, kalau dia hidup terus”. Saya memandang ke arah cakrawala yang membatasi lapangan terbang ini dan hayalan saya mencoba menembus ruang hampa yang ada di balik awan sana. Apakah suara yang perlahan dari penerbang AURI ini bergema juga di ruang hampa tersebut?
Saya tahu, di mana Soe Hok Gie menulis karangan-karangannya. Di rumah di Jalan Kebon jeruk, di kamar belakang, ada sebuah meja panjang. Penerangan listrik suram, karena voltase yang selalu turun kalau malam hari. Di sana juga banyak nyamuk. Ketika orang-orang lain sudah tidur, seringkali masih terdengar suara mesin tik dari kamar belakang Soe Hok Gie, di kamar yang suram dan banyak nyamuk itu, sendirian, sedang mengetik membuat karangannya. Pernahkan dia membayangkan bahwa karangan tersebut akan dibaca oleh seorang penerbang AURI atau oleh seorang tukang peti mati di Malang?
Tiba-tiba, saya melihat sebuah gambaran yang menimbulkan pelbagai macam perasaan di dalam diri saya. Ketidakadilan bisa merajalela, tapi bagi seorang yang secara jujur dan berani berusaha melawan semua ini, dia akan mendapat dukungan tanpa suara dari banyak orang. Mereka memang tidak berani membuka mulutnya, karena kekuasaan membungkamkannya. Tapi kekuasaan tidak bisa menghilangkan dukungan dukungan itu sendiri, karena betapa kuat pun kekuasaan, seseorang tetap masih memiliki kemerdekaan untuk berkata “Ya” atau “Tidak”, meskipun Cuma di dalam hatinya.
Saya terbangun dari lamunan saya ketika saya dipanggil naik pesawat terbang. Kami segera akan berangkat lagi. Saya berdiri kembali di samping peti matinya. Di dalam hati saya berbisik “Gie, kamu tidak sendirian”. Saya tak tahu apakah Hok Gie mendengar atau tidak apa yang saya katakan itu. Suara pesawat terbang mengaum terlalu keras.
Arief Budiman (Soe Hok Djin), kakak kandung Soe Hok Gie
Tulisan pengantar pada buku Catatan Seorang Demonstran.

sumber 
Read more →