Wednesday, April 17, 2013

close with them.

,

Tiba-tiba anak laki-laki setinggi pinggang saya datang menghampiri, menyambut kedua tangan saya lalu mengajak saya berputar-putar dan berputar-putar. Ingat, ini bukan drama India. Ini realita di kota besar, Semarang. Tidak terhitung seberapa sering saya melihat anak jalanan berkeliaran lepas saat traffic light menunjukkan warna merah, takut saat melihat, karena mereka terkesan sangar dan brutal. Tapi tidak pernah terlintas dipikiran saya bahwa saat ini saya berada dekat sekali dengan mereka. Sudah sejak tahun 2001, Yayasan Emas berkontribusi besar dalam menangani anak jalanan di Semarang, tapi ini kali pertamanya saya tau setelah hampir empat tahun di Semarang. Setiap selasa malam, Yayasan Emas berkumpul bersama anak-anak jalanan di Tugu Muda. Sesampainya disana saya melihat anak-anak masih berkelian, tiba-tiba salah seorang dari Yayasan Emas mengkoordinir mereka berkumpul, lalu bersama-sama menyanyikan lagu anak-anak beserta dance-nya, mirip seperti di taman kanak-kanak. Yang pasti wajah-wajah mereka sumringah semuanya. Lanjut lagi, kakak yang mengkoordinir tadi mengeluarkan buku cerita dan membacakannya. Terakhir yang saya liat sebelum kepulangan saya, anak-anak dikumpulkan berdasarkan kelas, mereka dibagikan kertas semacam latihan soal. Wah, ini keren banget. Mudah-mudahan saya bisa ikutan terus :)


Sang Anak gelendotan di Punggung Kakak saat sedang Mengoreksi Latihan Soal

Menikmati pemandangan langka ini, datang seorang anak, “mbak, jenenge sopo?” bukan saya yang memulai pembicaraan ini, tapi mereka. Banyak yang datang menghampiri hanya untuk sekedar menanyakan nama atau gelendotan di badan saya. Jauh berbeda pada saat saya ikut mengajar bersama mahasiswa mengajar, anak-anak jalanan yang saya temui ini sangat-sangat atraktif. Kemaren juga saya sempat menggendong bayi sekitar delapan bulan, ga tau bayi siapa itu dan ga ada yang nyari. Seperti lepas kontrol mereka semua, semua dianggap teman, bukan orang asing.

Read more →

Wednesday, April 10, 2013

Socrates dan Hakikat Cinta

,

"Ketika kau mencari kesempurnaan dalam cinta, sesungguhnya kau telah mensia-siakan cinta itu sendiri. Karena kesempurnaan itu hampa adanya."


Suatu saat, Plato bertanya kepada gurunya, Socrates.
“Wahai guru, apakah hakikat cinta itu?”
Alih-alih memberikan jawaban, Socrates malah menyuruh muridnya
“Sekarang kau pergilah ke hutan di sana. Carilah satu ranting yang menurutmu paling bagus. Apabila kau sudah menemukannya, artinya kau sudah tahu apa itu cinta”.
Pergilah Plato menuju hutan. Di dalam hutan dia menemukan banyak ranting, berjam-jam dia memilah-milah mana ranting terbaik. Setiap kali dia menemukan ranting yang menurutnya terbaik, baru beberapa langkah berjalan, dia meletakkan ranting yang tadinya dianggap terbaik dan mengambil ranting yang lain, yang dianggapnya jauh lebih baik. Hingga akhir sore tiba, socrates keluar dari hutan menemui gurunya.
“Setiap aku melangkah, selalu kutemui ranting yang lebih bagus. Aku ingin membawa pulang semuanya, tapi yang kau izinkan hanya satu sehingga membuatku bingung menentukan mana yang terbaik. Setiap kumelangkah, selalu ada ranting yang lebih bagus. Aku selalu mencari kesempurnaan tapi hasilnya aku tak pernah puas.”, tukas Plato.
Socrates menjawab, “Itu lah cinta”.
Plato masih penasaran dengan satu hal, pernikahan. Dia berencana esok akan bertanya kepada gurunya.
“Wahai guru, apakah hakikat pernikahan itu?”
Sama seperti kemarin, Socrates tidak memberikan jawaban namun menyuruh Plato.
“Sekarang kau masuk ke dalam hutan. Carilah pohon yang menurutmu paling kokoh kemudian tebanglah dan bawa padaku. Jika kau menemukannya, maka kau telah tahu apa pernikahan itu”.
Plato masuk ke dalam hutan dan beberapa saat saja dia kembali membawa sebatang kayu yang bisa dikatakan biasa-biasa saja.
“Kenapa kau bawa sebatang kayu itu?”
“Wahai guruku. Berdasarkan pengalamanku sebelumnya, aku tahu aku takkan pernah mendapatkan apa yang sempurna untuk diriku. Ketika aku melangkah masuk ke dalam hutan dan kupandangi pohon-pohon, pohon dari batang kayu inilah yang menurutku terbaik. Kalau aku melangkah masuk lebih dalam lagi, aku yakin pasti ada pohon yang lebih baik daripada yang ini namun aku tahu aku takkan pernah puas. Jadi kuputuskan untuk mencari pohon yang terbaik dari sekumpulan pohon yang pertama kali kulihat dan kuyakini bahwa pohon inilah yang terbaik.”
Socrates tersenyum, “Sekarang kau sudah tahu apa hakikat pernikahan itu”.
Ketika kau mencari kesempurnaan dalam cinta, sesungguhnya kau telah mensia-siakan cinta itu sendiri. Karena kesempurnaan itu hampa adanya.



Read more →

Tuesday, April 9, 2013

be a part of Indonesia Mengajar

,
Aku takjub saat tiba-tiba membuka mata dan sudah berada di pelosok daerah. Masih teringat sebelumnya, Bapak Anies Baswedan - ketua Indonesia Mengajar - melepas kepergian saya dan teman-teman diiringi lagu Padamu Negeri. Sudah berdegup kencang dada ini, akhirnya impian menjadi bagian dari pengajar muda untuk mengabdi kepada negara dengan mengajar anak-anak hebat daerah tercapai. Tapi sayang, cerita singkat tadi cuma mimpi, mimpi karena sebelum tidur saya terlalu mendalami prolog Anies Baswedan di buku Indonesia Mengajar. Haha.

Buku Indonesia Mengajar


Read more →

Monday, February 25, 2013

More than PRICELESS.

,


Urusan di sana-sini belum selesai, KKN seperti jadi momok tersendiri yang harus dihadapi. Jadilah saya menganggap KKN harus menjadi sebuah liburan menyenangkan tanpa beban project, AHAA!! Apalagi pas tau kalo saya akan dimarkaskan di Magelang: dingin, sawah, gunung, JOGJA! J


a moment, a love, a dream, a loud, a kiss, a cry, our rights, our wrong.
Sweet Disposition-Temper Trap.

Menyatukan sepuluh kepala di dalam satu rumah ternyata ga sesulit yang dipikirin, buktinya sampe akhir keberlangsungan hidup di rumah Pak Kumis, kita fine-fine aja. Here we are, sepuluh makhluk berwujud manusia penghuni Desa Muneng, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia, Planet Bumi.
Ferry. Kepala suku. Hobi: Laporan Pertanggungjawaban Pacar (LPP), Traveling Magelang-Semarang-Banjarnegara-Wonosobo-Magelang. Rossi wanna be

Sinta. Karena saya yang nulis, jadi suka-suka saya “The Normal”

Abung. Menyatakan bahwa dirinya akan menikah setahun atau dua tahun kemudian karena dikejar deadline. “The Predator”

Dhimas. Mr Universe who likes Miss Universe. Menyatakan dirinya tidak berbakat dalam bola dan motor.

Ajeng. Aceng bukanlah nama sebenarnya. Hobi: mengoleskan minyak GPU sebelum tidur, bah!

Idham.  Iklan Supreme berjalan dengan hobi LPP-an, walaupun sempat putus hingga membuatnya depresi selama berhari-hari.

Dzul.  Yang dituakan: pakde. Menyatakan bahwa dirinya menemukan C I N T A
[bukan d bagindas]

Kiki. Another Rosi wanna be. Saya pernah melayang di udara dibuatnya.

Veli. Bendaharawati keluarga “B”. mungkin ada yang bisa upload video rukiahnya veli, biar kita tau siapa dia sebenarnya.
Dhian. Rekor tidur 15 jam belum terpecahkan. Sering mendapat kunjungan kenegaraan dari kepala negara #mupeng.


Having an experience through KKN: If I can say is more than priceless, I can get not only friends but also family. How ‘bout YOU, genks?
Read more →

Saturday, August 4, 2012

Lansia di Singapura

,

Episode Kick Andy beberapa minggu yang lalau membuat saya berfikir tentang lansia. Lansia bukan berarti ia tidak bisa melakukan apapun, mereka senang diberi pekerjaan, mereka suka saat hari-hari yang dilaluinya menjadi produktif. mereka diperdayakan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, mengisi waktu luang, hingga bisa memecahkan rekor muri, keren ka? Lansia.

Dari situ, saya menjadi  flashback, teringat beberapa kali kunjungan saya ke singapura, saya berkali-kali melihat lansia dipekerjakan di restauran fast food, malah kakak saya pernah bercerita kalo di tempat kerjanya, lansia yang berjalannya sudah sampai membungkuk bekerja mengurus kebersihan kantor. saat itu saya berfikir mungkin anaknya tidak mau mengurus orangtuanya lagi sehingga mereka tersebut harus bekerja menafkahi dirinya sendiri. berbeda dengan yang terjadi di tanah air, lansia lebih cenderung berdiam diri di rumah.

Ternyata ada alasan mengapa banyak lansia yang bekerja. berawal dari ayah kaya raya yang ditinggal mati istrinya dan memiliki anak yang akhirnya menikah dan memutuskan untuk tinggal bersama sang ayah. ayah melihat anaknya sungguh menyayanginya hingga akhirnya ia memutuskan untuk memberikan seluruh warisan ke anak tunggal bersama istrinya tersebut. suatu hari mereka bertengkar dan akhirnya si anak mengusir ayahnya dari rumah, apa daya, seluruh warisan sudah diserahkan. akhirnya sang ayah hidup menggelandang di Orchard Road. saat ada teman ayah tersebut melintas dan mengenali bahwa yang menggelandang itu adalah teman bisnisnya, ia menyebarkan ke teman-temannya dan akhirnya terdengar sampai ke perdana mentri singapur saat itu. hingga akhirnya keluarlah sebuah keputusan yang menyatakan bahwa orang tua tidak boleh memberikan warisan sampai ia meniggal, dan lansia harus diperdayakan agar tidak ketergantungan kepada anak.


sumber histori lansia singapura
Read more →

Sunday, June 24, 2012

meliput Raisa tanpa melihat raisa

,

Industrial Festival, hampir 1800 tiket SOLD OUT!


Sabtu, 23 Juni 2012, bertempat di Auditorium Imam Barjo Undip Peleburan, Departemen Minat dan Bakat HMTI berhasil menyuguhkan event besar menjelang libur minggu tenang Fakultas Teknik. Industrial festival 2012 (infest) merupakan program kerja tahunan yang diserahkan ke angkatan, dan tahun ini infest di-handle angkatan 2010. Dengan mengusung tema Modigraphy Jazztifal, yang berarti modification, photography, and jazz festival, kali ini panita infest menyuguhkan tiga acara sekaligus dalam satu hari yang dimulai jam 1 siang hingga 10 malam.
Tiga puluh peserta mengikuti modification motorcycle contest yang terdiri dari empat kategori modifikasi, yaitu pemula, funky, rising look, dan matic fashion. Peserta yang mengikuti kontes motor ini tidak hanya datang dari Semarang, beberapa datang dari daerah Jawa Timur, seperti Lamongan dan Sidoarjo. Sedangkan Photography contest menghadirkan sembilan foto dengan tema industri moderen.
Kemeriahan acara Industrial Festival mencapai puncaknya ketika Raisa Andriana mulai naik ke panggung. Satu jam penuh, penyanyi lagu serba salah ini menghibur ribuan penonton yang datang memenuhi auditorium.“Hampir sesuai target, 1700-an tiket sold out” sahut ipin, ketua panitia infest 2012 ketika ditanya jumlah tiket yang terjual. (sinta/momentum)
Read more →

Thursday, May 17, 2012

Books published per country per year

,
Read more →

Mengembalikan Jati Diri Bangsa dengan Menulis

,

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menulis” Kata-kata bijak tersebut justru berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada saat ini. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang menempati urutan tertinggi di dunia, Indonesia masih dikatakan kurang dalam hal penerbitan buku. Padahal jumlah penduduknya mencapai lebih dari 200 juta, namun buku yang diterbitkan pertahun hanya berkisar 24 ribu buku. Jika dibandingkan dengan negara yang jumlah penduduknya tidak terpaut jauh, Amerika Serikat mampu menerbitkan sekitar 288 ribu judul buku baru per tahun. Mungkin ada yang bertanya mengapa dibandingkan dengan negara maju sekelas Amerika Serikat. Bagaimana jika dibandingkan dengan negara berkembang lain? Malaysia mampu menerbitkan 15 ribu buku pertahunnya dengan jumlah penduduk 10 kali lebih sedikit dengan Indonesia. Vietnam pun mencapai lebih dari 24 ribu buku per tahun dengan penduduk hanya 89 juta.

Jumlah terbit buku suatu negara dapat menjadi indikator bagaimana kualitas suatu negara. Terbukti yang berhasil memajukan negaranya adalah yang mampu menorehkan banyak tulisan, lihat saja bangsa Yunani dan Romawi yang banyak meninggalkan tulisannya di masa lalu berupa ilmu pengetahuan atau sebatas kata-kata bijak. Kesulitan terbesar bangsa Indonesia adalah malas untuk menulis, entah itu menuliskan idenya atau menuliskan kegundahan hatinya. Yah, mungkin menulis, tapi hanya tebatas pada 140 karakter. Walaupun kesempatan untuk menulis ada di banyak tempat, alangkah baiknya jika konten yang ditulis memiliki sesuatu yang menginspirasi.

Indonesia mulai membuka kesempatan bagi mahasiswa dalam mengembangkan minat menulis dengan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM), di Undip sendiri presentasenya terus meningkat dari tahun ke tahun, ditambah lagi dengan keberadaaan PKM sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan beasiswa, mahasiswa mulai berlomba-lomba untuk menulis. Untuk tahun 2012 ini, jumlah PKM Undip yang didanai dikti sebanyak 241, terpaut jauh dengan tetangga kita, Unnes. Unnes berhasil mencapai 654 PKM dan menjadi universitas yang mendapatkan pendanaan Dikti terbanyak tahun ini. Dengan ini, diharapkan mahasiswa dapat terpacu untuk mulai menulis dan meningkatkan tulisannya. Jadikan menulis sebagai budaya, karena dengan menulis gagasan dapat tersalurkan dan dapat menjadi cerminan bagaimana suatu bangsa betindak. Seseorang akan terus hidup karena ia menorehkan sesuatu, tulisannya. (sinta/momentum).
Read more →